Hari-hari berjalan seperti biasanya, belajar seperti biasa
dan tidak pernah ada yang istimewa. Menjalani aktifitas masing-masing.
Omong-omong sampai detik ini aku belum kenal dengan pacar barunya, katanya
pacarnya yang kali ini berbeda. Entahlah aku tidak tahu.
Kemudian kebiasaan kelas studi kami adalah main kartu, kalau
tidak ada guru. Berjam-jam di kelas tidak ada guru, cukup membuat kami mati
kebosanan, akhirnya main kartu seharian. Lagi-lagi sore, yang lain ke kantin,
sisa aku dan teman sebangku ku tengah duel main kartu, kemudian dia masuk.
Berteriak seperti biasa dan menghampiriku, “darimana?” tanyaku ketika melihat
dia membawa botol aqua.
“Dari kantin, dong…” Tubuhnya condong ke arahku, dan terjadi
lagi. Bibirnya menyentuh bibirku dengan cepat dalam hitungan detik tanpa aku
bisa menghindar. Damn it! Kali ini aku tidak bisa mencegah teman sebangku ku
melihat. Itu terjadi persis di depannya, dan aku jadi gugup sendiri. Kubiarkan
kedua mataku membelalak menatapnya dan buru-buru meminta tissue pada sahabatku,
alih-alih upaya membersihkan bibir. Melakukan kesalahan, sahabatku itu kenal
baik dengan pacarku, tadinya aku sempat berpikir bahwa dia akan mengadukan hal
ini pada pacarku, tapi aku tahu dia bukan orang yang pengadu, mulutnya bisa
menjaga rahasia. Reaksinya tidak bisa digambarkan, sahabatku marah, dan
mengatakan pada dia.
“Sumpah ya kalian… Elo lagi udah punya cewek masih aja…
Ampun deh gue! Dia tuh refleknya lama! Aduh lu sih bener-bener deh!” Sahabatku
itu segera memaki dia, laki-laki yang sudah membobol pertahananku dua kali.
Sedangkan dia hanya tertawa, tersenyum seakan menang. Saat sahabatku duduk,
barulah rasa bersalah itu menyerangku, “Jangan bilang-bilang ya sama pacar
gue…” Sahabatku mengangguk, syukurlah dia mengerti. Tidak bisa aku pungkiri
rasanya seperti dunia jungkir balik. Walau aku bingung harus menyesal atau
senang, di satu sisi aku senang, bahagia. Siapa yang tidak bahagia ketika
dicium dengan orang yang disuka? Siapapun akan merasa bahagia kan meski dengan
cara yang salah? Karena setiap orang punya cara bahagia masing-masing, tidak
selalu berada di dalam jalur yang benar. Justru terkadang mendapatkan bahagia
itu harus melalui jalan yang salah sebelum akhirnya kebahagiaan sejati bisa
kita dapatkan diakhir jalan yang benar.
Aku tahu ini salah, bodohnya aku melanjutkannya. Meski
dengan sampul kebahagiaan semu dan dalam jangka waktu sementara, aku
menyukainya. Menyukai anomali yang membawaku terbang tinggi. Meski aku
mengabaikan perasaan seseorang yang saat ini bersamaku, meski seringkali aku
mangkir dari betapa kesetiaannya benar-benar teruji. Walau saat ini aku tahu
akan ada hukuman untuk ke depannya. Aku terima. Anggaplah ini bonus dari Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar