Selasa, 18 September 2012

Now I'm breathing like I'm running; private

Member Avatar

Sekeras apapun usaha Louis untuk menghentikan gadis ini menyumpah serapahi ayahnya itu tidak akan berlaku begitu saja, kecuali kalau Pak Tua Jahannam itu menarik kembali pengasingan dirinya ke Amerika. Louis seharusnya mengerti—Odessa bukan lagi gadis kecil penurut. Usianya sudah dua belas tahun, sebodoh-bodohnya dia tentu mengerti apa itu titah diasingkan ke Negara orang. Eskpansi dunia menjadi titik acu permasalahannya. Meskipun alasannya untuk menyelamatkan nyawa Odessa sekalipun gadis itu tidak akan peduli, toh pada akhirnya Napoleon senior akan tetap menggunakan hak veto atas hidupnya. Klise, ia tidak menginginkan alasan apapun dibalik pengiriman dirinya ke Salem. Sesungguhnya lidah ayahnya lebih busuk dari sampah, tahu? Parasnya agung, berbanding terbalik dengan apa yang ada di dalam otaknya.

Tsk!

“Mau kemana?” Suaranya nyaris berbisik. Louis harus menunduk untuk mendengar sepupu tersayangnya bicara.

“Aku mau kesana dulu, kau disini saja.” Ia menunjuk salah satu toko yang sangat ramai.

Panas, pekat, bau menyengat semuanya bercampur jadi satu. Hidungnya gatal, tidak suka wangi menyengat dengan campuran panas matahari. Oh dia butuh salju di musim panas, berapapun harganya akan dia beli demi mencegah kulit epidermisnya terkena serangan violet siang hari. Menaruh tangannya di depan dahi, seraya menutupi wajah yang tersengat. Ia belum mau memiliki kulit eksotis, cukup berbangga hati dengan ras Arya. Ras paling unggul dari segala ras di muka bumi. Iya terus saja membandingkan ciptaan Tuhan, ya? Memang sifatnya suka seenaknya seperti itu, kok. Berlari kecil menuju tempat teduh, cukup untuk melindungi tubuh berisinya dari siksaan matahari siang.

Menyandarkan tubuhnya pada susunan bata, menghela nafas. Membiarkan dadanya turun naik, sedikit mengelus. Menembus keramaian di pusat perbelanjaan ini tidaklah mudah. Terkutuklah ayahnya! Peluh mulai menetes bersamaan dengan kerongkongan yang terasa kering. Menatap nanar bangunan yang dimasuki Louis beberapa menit yang lalu, semoga pemuda itu melihatnya disini.


Member Avatar

Pikiran brengsek macam apa yang tiba-tiba saja menyambangi benaknya lagi. Harusnya Geoffrey Spielberg tidak mengingat rupa dan isi dalam panti asuhan tempatnya tinggal dulu. Entah kenapa pada saat mencari kesana-kemari, benaknya malah memikirkan ruang tidur di panti sana. Tsk! Ternyata berbelanja berdua saja sudah cukup membuatnya kewalahan, apalagi dengan banyak orang. See! Dia terpisah dari Worth. Namun Geo yakin hal ini tidak akan berlangsung lama. Dia dan Worth bukanlah dua pemuda bodoh yang tidak bisa saling berpikir cara untuk bertemu kembali.

Terlahir dengan pikiran yang berbeda dari entitas lain membuat Spielberg muda nampak aneh di mata sebagian orang. Dulu dia sempat menghajar habis-habisan anak tuan tanah kaya di daerah panti asuhan hanya karena mematahkan sebatang sisa rokok yang dia temukan tergeletak diatas tembok bekas bangunan tidak jauh dari terowongan air. Namun dengan kepintaran dan otak jahatnya, ia berhasil lolos dari hukuman. Dari kecil dirinya sudah terbiasa hidup keras, jika dia sudah menginginkan sesuatu maka dia akan melakukan apapun untuk mendapatkannya. Mungkin itu akan menjadi kelemahannya satu saat nanti. Siapa tahu.

Peluh nampak jelas sekali di wajahnya. Geo sebenarnya memiliki paras yang terbilang lumayan tapi dengan penampilannya yang biasa saja justru membuatnya terlihat seperti anak jalanan. Anak yang terbuang atau apalah namanya. Surai merah terangnya dibiarkan berantakan dan mata tajamnya menatap liar ke sekitar.

"......"

Satu entitas yang tengah berteduh disana membuat matanya terpaksa menetap lama untuk memperhatikan surai merah terang yang warnanya senada dengan yang ia miliki. Rasanya seperti pernah melihat gadis itu, tapi dia lupa. Geoffrey berjalan mendekat ke arah sana dan ikut berteduh sambil menatap ke jalanan, masih berusaha mencari Worth. Dahinya berkerut dan tangan kanannya menghapus keringat yang hampir saja jatuh ke pipinya.

Cih! Kenapa jadi penasaran.

"Permisi, apa kita pernah bertemu?"

Kalaupun tidak dijawab bukan masalah baginya. Dia tidak begitu membutuhkan jawaban itu. Lagipula gadis itu bukanlah orang yang dikenalnya dengan baik, hanya karena dorongan rasa penasaran dalam dirinya saja yang membuat pemuda Spielberg ini akhirnya bertanya seperti tadi.

"....."

Oh... sial, harusnya peduli setankan saja rasa penasaran itu.

Member Avatar


Merangkul dirinya sendiri, nafasnya terengah. Bukan lantara berlari kecil menuju tempat teduh, lebih karena persediaan oksigen mulai menipis di sekitarnya. Kepadatan orang-orang berjalan dan memenuhi setiap sisi jalan inilah yang membuatnya harus susah payah menghirup oksigen, ditambah bau tidak setiap setiap kakinya melangkah dalam hitungan jengkal. Berniat mengikt kasar helaian surai merahnya, ia terlalu sayang pada bagian tubuh tercintanya. Membawa telapak tangannya untuk mengelap peluh dengan harapan tidak ada lagi tetesan keringat yang jatuh untuk menghancurkan penampilan saat ini. Dilihat dari segi manapun, seorang puteri tidak boleh terlihat lusuh, ya?

Ah Louis dia lama sekali, bisa mati kering disini.

Odessa kecil menggelung surainya, menggerakkan tangannya seolah udara segar bisa keluar dari gerakan kasar tangannya sendiri. Mengingat sendirian di tengah keramaian itu sedih, lebih baik sendirian di dalam hening. Meskipun tak satupun yang memandangnya kesini, ia masih sering mendengus kesal apabila melihat anak-anak kecil bergerak manja pada orangtua mereka. Meminta ini dan itu, mengajak orangtua mereka kesana dan kemari. Ia sendiri kesini hanya berdua dengan Louis, secuil amarahnya menggelegak kala mengingat Napoleon senior begitu ingin mengasingkan dirinya ke Salem. Gadis kelahiran Sydney sama sekali tidak peduli dengan hiburan ibunya yang tempo hari mengatakan kalau ini demi kebaikan dirinya. Cih! Jangankan pengasingan, perjodohannya dengan Orion bahkan dengan alasan yang sama.

Nyx menunduk, membiarkan tatapannya hanya berujung pada dua tungkai yang kini menjejak di tanah. Entah kenapa ia merasa kalau mulai saat ini hidupnya mungkin memiliki kebebasan, tidak lagi terkungkung di dalam sebuah istana besar tanpa kehidupan. Calix Lumina, sejak ia dipindahkan kesana seorang diri, Napoleon hanya menugaskan pesuruh pribadinya untuk mengurus keperluan puterinya semasa ia menghabiskan pendidikan di Salem. Ah hanya pesuruh, bukan mata-mata. Ia bisa bebas melakukan kegiatan apapun, kalau tengah berada di Calix Lumina. Menyuruh Louis menemani dirinya pun  tidak akan ketahuan. Ya, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya kan.

Sigh—sebentar, ada yang berjalan kearahnya. Seorang gembel jalanan ingin meminta kepingan uang mungkin? Ia memiliki warna yang sama, hanya terlihat lebih kumuh.

Dihampiri seorang laki-laki di tengah keramaian, dan dia berada di sudut. Bukankah ini waktunya agar gadis Napoleon menghidupkan sikap waspadanya? Alisnya meninggi, mendapati pertanyaan ganjil yang berasal dari pemuda di depannya. Pernah ketemu katanya? Alibi macam apa yang dikatakan, ia bahkan baru melihat pemuda itu hari ini. Apa ini modus kejahatan baru terhadap sesama anak kecil? Belajarlah dari ajaran nenek moyang, meski ajaran itu sudah kuno dimakan usia. Maka jangan tatap mata anonim di dekatnya.

“Kurasa tidak. Kau siapa?” 


Member Avatar

Berarti dia salah orang. Atau mungkin hanya lantaran terlalu lelah dengan semua omong kosong ini makanya Geoffrey Spielberg merasa pernah melihat gadis dengan surai merah disana. "Oh... bukan siapa-siapa." Pemuda Spielberg itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Menarik nafas pendek dan mengeluarkannya dengan cepat. Pikirannya mulai muncul bayangan aneh-aneh lagi. Sepertinya dia benar-benar butuh benda sial yang mampu membuatnya melupakan sejenak tentang duniawi, membuatnya melayang hingga berada di dunia miliknya sendiri. Sialnya Geo belum menemukan Worth, itu artinya pemuda dengan surai merah terang ini harus rela menahan diri untuk tidak mengambil waktu penuh kenikmatan miliknya. Kemana pula perginya si-peti-harta itu. Merepotkan saja, suasana ramai seperti ini sungguh membuatnya merasa tidak nyaman, ditambah dengan sinar matahari yang begitu bersemangat di atas sana.

Lalu apa yang harus dia perbuat pada gadis di sampingnya ini?

Geoffrey itu bukanlah tipikal pemuda yang bisa berbasa-basi, dia sepertinya akan memilih untuk mengacuhkan si gadis alih-alih mengajak gadis itu bicara lagi dengan melontarkan pertanyaan lain sebagai permualaan. Tapi pertanyaan awal tadi memang serius dan bukan hanya sekedar basa-basi, dia hanya merasa pernah melihat another redhead di sampingnya ini. Siapa dia? Kenapa bisa terlihat familiar? Itu semua pada akhirnya hanya diabaikan olehnya. Namun, ditilik dari penampilannya, gadis ini seperti nona muda kaya raya yang memiliki segalanya atau mungkin mampu memiliki segalanya hanya dengan satu tunjukkan dari telunjuknya yang kecil itu. Dalam hal yang menyangkut masalah galleon, Geo tidak bisa berkata tidak tertarik. Masalah kehidupan dia yakin kalau dirinya jauh lebih tahu tentang asam garam dunia dibandingkan bocah perempuan disana. Hanya saja masalah uang, Geo kalau telak.

"......"

Spielberg muda mengacak surai merahnya. Tangan kanannya mengeluarkan rokok yang tinggal setengah dari saku celana. Tangan kirinya mengambil pemantik kecil dan mulai menghidupkan sisa rokok yang tadi sempat dia hidupkan tapi harus dimatikan lantaran Worth tidak begitu menyukainya. Geoffrey menghisap dengan ekspresi penuh kenikmatan dari benda yang selama ini menjadi temannya. Mulutnya menghembuskan sisa asap yang dihasilkan oleh rokok tadi. Masalah gadis disebelahnya tadi, dia sudah lupa, serius. Atensinya tentu saja akan tetap teralih jika ada sapaan lain. Begini-begini dia juga punya jiwa, tidak sepenuhnya mengabaikan. Fuh.


Member Avatar

Lagi-lagi harus mengenal anonim lain. Alibinya mengatakan kalau ia pernah melihat perempuan lain yang mirip dengannya atau malah katanya mereka pernah bertemu sebelumnya. Bertemu dimana? Alam akhirat sebelum lahir ke dunia? Mimpi! Cih, belakangan banyak sekali tipe-tipe kejahatan yang marak diperlihatkan. Bocah laki-laki ini contohnya, dari penampilannya saja sudah seperti penjahat. Wajar kalau Nyx bersikap waspada meski ia lebih banyak diam. Dia tidak suka banyak bicara pada orang yang belum dikenalnya, jangankan sama teman seumurnya, sama kedua orangtuanya saja ia jarang bicara. Maka tak jarang ia akan dinilai sebagai pribadi arogan.

Ketika ia mempeduli setani semua penilaian orang lain, faktanya ia sendiri terkadang menilai dirinya kelewat batas.

Tidak bisa hidup mandiri tanpa Louis. Selalu menyusahkan sepupu laki-lakinya dan tidak memberikan Louis celah untuk orang lain misalnya. Sekedar mengingatkan, mereka berdua jiwa yang terpisah setelah sekian lama bisa dipersatukan tanpa Napoleon senior bisa mengambil haknya, kecuali kalau Pak Tua sialan itu datang ke Calix Lumina dan menemukan anak perempuan tinggal satu atap dengan Louis Napoleon. Tapi toh biar saja, Louis sepupunya. Sudah dianggapnya menjadi bagian hidup paling penting dari segalanya. Tahu apa Pak Tua tentang hidup penuh kasih sayang, toh ia membenci puteri tunggalnya sendiri, kan?

Jika memang lahir untuk dibenci kenapa tidak sekalian saja dia dibunuh sebelum lahir?

Tidak perlu repot memperlakukan gadis belia sepertinya seolah ia berbeda gender. Kenapa juga mereka tidak memproduksi anak lagi? Bukankah ayah menginginkan anak laki-laki di dalam hidupnya? Sedangkan ia seorang perempuan, atau ia harus berganti peran sebagai anak laki-laki seumur hidupnya? Terserahlah, dia benci hidupnya sekarang.

Sigh—melirik pemuda anonim sebelahnya. Sejak kapan gembel punya tampang lumayan seperti dia? Gembel elite, katakanlah begitu. Ada sebuah benda terselip diantara bibirnya, dan itu mengeluarkan asap. Cerutu kah? Karena jika di istana, satu-satunya benda yang mengeluarkan asap dan diselipkan diantara bibir hanya cerutu milik Pak Tua sialan, ayahnya. Sebentar, ia menengadah berusaha mengingat nama benda yang tengah dinikmati pemuda sebelahnya. Hitungan detik berlalu, dan dia menyerah.

“Itu benda apa?” Tanya Nyx dengan wajah datar. 

Senin, 17 September 2012

May I?


Posted ImagePosted Image

Lloyd Leifheit yang dikenal sebagai orang hebat di dunia muggle ternyata tersusun atas fragmen-fragmen kekanakkan tiap kali berada di Rosemary Way.

Anthony berkali-kali melirik ke arlojinya, memastikan dia pulang tepat waktu untuk mengepak segala sesuatu yang perlu dibawa ke sekolahnya. Ada setitik rasa cemas di wajahnya, khawatir ke depannya dia bakalan telat menuju portkey. Orang tuanya ada di dalam toko es krim atas bujukan sang ayah—yang dengan konyolnya malah lebih ambisius dibandingkan dengan Anthony—sehingga dirinya hanya bisa tersenyum pasrah dan menitip-belikan sebuah es krim coklat bertabur kacang gurih.

Rosemary Way—mereka semua ada di sini untuk membeli keperluan sekolah Anthony. Semua ini berawal dengan seekor burung hantu di perpustakaan dan senyum yang mengembang di wajah Colette Leifheit tatkala putranya menyampaikan gulungan surat berisi undangan bersekolah di Institut Sihir Salem. Orang tuanya tak henti-hentinya bersorak dan mengucap selamat pada Anthony, dan dia cukup lega bahwa keduanya tidak menuntut dirinya untuk mencapai sekolah yang lebih tinggi lagi—meskipun sang ibu adalah lulusan Hogwarts. Ayahnya sebenarnya ingin mengadakan jamuan makan malam untuk merayakan keberhasilan Anthony, tapi ibunya ngotot pergi ke Rosemary Way untuk membeli perlengkapan sekolah putranya.

Leifheit muda itu berdecak pelan, memperhatikan berbagai macam penyihir hilir mudik di hadapannya; beberapa menggandeng tangan-tangan kecil usil yang mencoba untuk mengayunkan tongkat sihirnya. Mungkin calon murid Salem seperti dirinya. Merasa tidak bisa menunggu dengan keadaan bengong lebih lama lagi, Anthony mengeluarkan sebuah buku dari tas selempangnya—The Grapes of Wrath, karangan seorang muggle yang dibelinya beberapa bulan sebelum pindah ke Sallowsville—dan bersandar di tiang lampu terdekat.

Seperti biasa, susah sekali menemukan tambatan untuk Anthony kembali ke dunia aslinya. Dia menutup bukunya setelah melahap lima halaman dan mendapati sebuah sosok yang berdiri di sebelahnya.

"Salem?" tanyanya penasaran, memberanikan diri untuk memulai percakapan pertama.



Posted Image



Louis selalu saja bisa diandalkan, dimanapun gadis ini membutuhkan bantuan disanalah ia bisa menemukan Louis Napoleon mengulurkan tangannya. Sementara pemuda tersayangnya tengah membelikan segala kebutuhan sekolahnya, Nyx malah asyik berada di tengah kerumunan Rosemary Way. Nona besar tidak perlu repot berkecimpung di tengah banyaknya gembel jalanan hari ini, tidak perlu merasa kepanasan karena yang dia lakukan hanyalah duduk-duduk saja di Rosemary Way. Sebenarnya Louis mengajaknya untuk membeli semua kebutuhan Odessa hari ini, Nys sendiri mau saja tapi sejurus kemudian Louis mengatakan kalau lebih baik ia duduk saja di Rosemary Way. Ah memang Napoleon satu itu sangat perhatian terhadap dirinya.

Pemuda seperti itu bisa dihitung jari kan?

Pesan terakhirnya menuntut Nyx untuk tidak kemana-mana selama Louis membeli peralatan sekolah dirinya. Mengulum senyum seraya mengangguk. Ah senyum yang hanya ia tunjukkan pada kalangan tertentu, bukan lagi rahasia yang ia simpan untuk dirinya. Bahkan kolega ayahnya tahu kalau anak gadisnya bukan gadis biasa. Tumbuh kembang dari didikan sekeras militer ayahnya, mana bisa menjadi gadis urakan kan? Menatap kerumunan Rosemary Way dengan datar, kapan terakhir kali ia hidup di dalam keramaian? Mungkin saat dirinya berada di kandungan. Begitu terjun ke dunia, ia tidak bisa merasakan bising, yang ada selalu senyap menghampiri. Jelas saja ia membenci Napoleon senior, kepala ayahnya terbuat dari batu mungkin, telinganya pun sudah tertutup ketamakan. Otaknya hanya penuh dengan bisnis, dan uang.

Kenapa malaikat maut tidak menjemputnya secara sukarela? Ayahnya mati pun Nyx tak akan menyesal.

Berdiri di tengah kerumuna tak juga membuat Odessa beranjak menuju konter pemesanan yang padat, antrian sepanjang ular tak juga memberikannya minat. Tempat duduk pun selalu terlihat isinya, tidak adakah satu tempat saja untuk gadis ini? Berharap laki-laki dengan buku bacaan di sana bisa memberikannya tempat. Tungkainya melangkah, memberikan jalan baginya menemukan tempat. Hanya menatap sekilas ketika si empunya tempat sudah lebih dulu menyadari kehadirannya tanpa diminta, ditatapnya datar. Lantaran kata Salem membuatnya ingin melarikan diri dari tempat ini—tempat dimana ayahnya berniat mengasingkan Nyx dari dunianya sendiri.

“Menurutmu?” Tanpa tedeng aling-aling langsung mendudukkan dirinya. Ini tempat umum, tidak perlu meminta persetujuan resmi kan? 


Posted ImagePosted Image

"Oh, maaf—aku tidak sopan, ya? Here."

Leifheit muda itu bergeser, kemudian menyisakan tempat yang cukup untuk gadis itu duduk kemudian memperhatikan surai sang gadis yang berwarna merah menyala, dan mengangkat alisnya sembari berpikir apakah dia bisa menerangi ruangan saat mati lampu menggunakan kepalanya. Bukan sebuah hinaan, tolong simpan pukulanmu untuk Anthony—dia cuma berasumsi. Toh dia sudah melihat banyak sekali penyihir yang lebih ajaib dari apa pun yang kauanggap ajaib.

Gadis itu menjawab pertanyaan Anthony dengan pertanyaan yang sama sekali tidak membantu. Dia hendak tertawa, tapi ditahannya. Dikiranya Anthony tukang kepo apa. Nope, tidak sama sekali; yang dia inginkan hanyalah percakapan antar-penyihir cilik yang normal dan biasa, dan kalau gadis itu tidak menginginkan Anthony mengusiknya—dia hanya perlu bilang tidak. Semudah itu. Kalau mereka ternyata sama-sama murid Salem, bukankah itu berarti kesempatan untuk berteman lebih terbuka untuk mereka?

Anthony Leifheit membuka kembali bukunya, napasnya berat.

"Hanya sekedar bertanya." dia menolehkan kepalanya ketika menjawab, setidaknya cukup sopan daripada menjawab dengan mata terarah ke rangkaian kata-kata rumit yang dipegangnya. "Kau yang tanya. Menurutku kau juga akan masuk Salem."


Musim panas di Rosemary Way dengan pemandangan berpasang-pasang mata yang berbinar tatkala tangan mereka digandeng oleh orang tua mereka memasuki sebuah toko tongkat dan buku artinya surat undangan dari Salem. Tidak perlu repot-repot menyimpulkan dari mana dia mengetahui hal itu, sebab di dunia muggle pun terjadi pemandangan yang sama. Berbondong-bondong orang tua dan anak memasuki toko buku, hendak memilah-milah apa saja yang akan dibawa anak mereka pada tahun ajaran pertama.

Anthony hanya bisa membayangkan dirinya yang menggandeng tangan orangtuanya waktu itu, namun inilah saatnya.

"Leifheit, ngomong-ngomong. Anthony Leifheit."

Posted Image

Melirik lawan bicaranya. Nyaris kelereng kembarnya bergulir secepat peluru tanpa jeda, lantas tanpa meminta izin pada anak laki-laki di sebelahnya, ia segera mengambil alih tempat duduk yang cukup untuk ukuran bokongnya. Hawa panas tak menyurutkan niatnya untuk tetap menunggu Louis membelikan barang belanjaannya. Cih, sejauh mata memandang rasanya keharmonisan keluarga tercipta disini. Sepanjang jalan Rosemary Way, ia bisa melihat bagaimana tangan-tangan mereka saling menggenggam, menunjukkan wajah ceria dan teriakan manja. Lantas apa boleh ia memohon hal yang sama kalau saja Napoleon senior masih memiliki otak yang tidak karatan seperti besi tua, ha?

Selalu seenaknya, dan jangan pernah menatapnya seolah dirinya adalah alien yang baru datang ke permukaan bumi.

My, my mendengar kata Salem saja dia sudah mau muntah, apalagi kalau membayangkan berada di dalamnya? Maaf maaf saja, kalau bukan atas perintah omong kosong ayahnya, ia tidak akan pernah sudi berada di tempat itu. Tentunya alasan kenapa ia menyeret Louis untuk menemaninya kali ini. Namanya juga putri tunggal, setiap titahnya harus dituruti atau gadis ini akan melakukan segala macam cara untuk membuat pesuruhnya bertekuk lutut dan siap menuruti semua permintaannya. Matanya kini tertuju pada lalu lintas pejalan kaki Rosemary Way, orangtua dan anak. Mereka sangat akrab no? Raut wajah bahagia, mata berbinar terpancar dengan jelas. Beberapa mungkin memiliki kebanggaan tersendiri kalau anak mereka diterima untuk bersekolah di Salem, tapi lihatlah gadis ini?

Duduk di salah satu kursi tepi jalan, memakai baju seadanya, rambut merah menyala tergerai, dengan sajian airmuka kasat belas kasihan. Anggaplah orang yang baru saja memberikannya tempat duduk ingin beramah-tamah dengannya.

“Dan menurutmu apakah aku memiliki keinginan untuk berada disana, huh?”

Sekilas menggumam, namun memalingkan wajah. Louis sudah terlalu lama berada di dalam bilik-bilik penjualan. Seharusnya dia sudah kembali dengan segelas air limun untuk tuan puteri kesayangannya. Kerongkongannya berdesir, seteguk ludah saja membuatnya semakin ingin meneguk tetes demi tetes air dingin di terik siang begini.

“Napoleon, Nyx.” Tanpa menatap pemuda di sampingnya. Ia pikir berkenalan dengan orang asing bukan sesuatu hal yang baik.

Posted ImagePosted Image

Beberapa tahun yang lalu, Melle Goodwin, nenek muggle Anthony bilang bahwa dirinya merupakan tipe yang socially awkward. Kepribadiannya berubah-ubah, tergantung bagaimana orang memperlakukan dirinya. Sesaat dia bisa menjadi sosok yang ramah dan periang, namun ada kalanya dia bertransfigurasi menjadi pemuda yang moody dan menanggapi segala sesuatunya dengan serius. Awalnya Anthony tidak percaya—dahinya mengerut dan neneknya bilang bahwa dia manis sekali—sama sekali tidak terpikir bahwa hal itu hampir serupa dengan memiliki kepribadian ganda. Dia tidak bisa membayangkan bertingkah jutek di depan Nathaniel Heffley, tetangganya di Sallowsville.

Tapi detik ini juga, Leifheit muda itu mengerti mengapa neneknya berkata begitu.

Pemuda itu berkali-kali menghela napas berat, dan biner matanya tidak lagi menaungi orang-orang di sekitarnya dengan tatapan teduh. Mata itu meredup, memandang statis pada variasi kata yang rumit. Suasana hatinya begitu jelek sehingga dia harus membaca beberapa kalimat di bukunya berulang kali. Gadis yang satu ini juteknya bukan main, seolah-olah di dalamnya selalu ada yang berkontradiksi dengan Anthony. Namun dia tentu tidak akan membiarkan pemikiran itu menetap di benaknya.

"You don't have to that rude—santai saja," balasnya cepat, mengernyit seakan ucapan gadis itu adalah yang terganjil. Anthony malah lebih menyukai membayangkan belajar dan berteman di Salem. Bayangan-bayangan itu selalu menghangatkannya. Mungkin memang akan ada suka di antara duka atau bahkan kebalikannya, tapi itu sama sekali tidak mengusik keantusiasan Anthony terhadap Salem.

Nyx Napoleon, katanya, bahkan tanpa melirik ke arah lawan bicara. Anthony menutup bukunya kembali, dan menopang dagunya.

"Kau cukup sopan untuk berbicara tanpa melihat kepada siapa dirimu berbicara, ya?"

Smiles.

Posted Image

Nyx Napoleon, bukan tanpa alasan ia diberi nama demikian. Ayahnya menyimpan ambisi tersendiri untuk memiliki anak laki-laki. Ia ingat, dulu sebelum Napoleon termakan oleh rencana politik, ibunya masih menyediakan tempat untuk berlindung. Menceritakan apa saja yang ia ketahui tentang ayahnya. Jauh sebelum Nyx lahir, keduanya memang menginginkan anak laki-laki. Ibu dan ayahnya harus melewati 11 tahun untuk memiliki anak seperti dirinya itupun dengan sedikit keterpaksaan. Mengertilah ketika keinginan seseorang tidak terpenuhi, Napoleon senior sudah banyak merencanakan hal-hal berbau kemiliteran bagi anak laki-lakinya. Namun begitu Nyx dinyatakan lahir dan berjenis kelamin perempuan, harapan yang selama ini dibawa ayahnya punah. Pupus bersamaan dengan kebaikan hatinya semasa dia hidup. Satu tanya, apa salahnya berjenis kelamin perempuan? 

Dia, kalau boleh memilih pun tidak ingin lahir di kalangan bangsawan, apalagi hidup di keluarga bertitel terpandang—sigh. 

Ekor matanya mengawasi Leifheit, namanya. Anonim yang baru saja mengenalkan namanya beberapa menit lalu. Tadinya dia memang orang asing kan, tapi tidak lagi. Guess, dia termasuk calon murid di Salem. Wajahnya menampakkan kalau dia senang berangkat ke tempat antah berantah bernama Salem. Tsk, memangnya tempat itu semenarik apa? Meskipun Louis mengatakan padanya kalau warga Salem jauh lebih ramah daripada warga di sekolahnya, tetap saja ia tidak peduli. Keinginannya pun hanya satu, ingin bersama Louis meskipun hanya satu tahun saja. Pemuda itu benar-benar membuatnya bergantung, saat ini. Maka tidak bisa ia bayangkan kalau tidak memiliki sepupu seperti Louis pada saat dirinya diasingkan begini. 

Atensinya tertarik, Nyx memaksa kepalanya untuk menoleh, menjaga kedua matanya untuk siaga dengan siapa ia bicara. Ditatapnya lekat-lekat pemuda yang baru saja menutup bukunya. Sopan katanya? Tahu apa dia tentang sopan santun, hmm? Tanpa menunjukkan keramahannya, ia menatap diam Leifheit muda. My my, dia tahu pemuda itu kesal. Tapi toh peduli setan, dia orang asing begitu juga dengan Nyx. Mereka hanyalah dua komposisi orang yang melakukan interaksi awal di dalam strata sosial. Kalaupun harus bicara banyak, mengingat Nyx bukanlah orang yang bisa bicara seenaknya terhadap seseorang yang baru dikenalnya—siapapun itu. Memutar matanya, mendengus. 

Posted ImagePosted Image

Bokongnya mulai terasa tidak enak lantaran terlalu lama duduk tanpa berganti posisi untuk beberapa saat. Siku kirinya masih bertopang di paha kirinya, balik menopang dagunya sementara tangan kanannya memegang buku pada ujungnya; menahan agar halaman-halamannya tidak terbalikkan. Pada akhirnya Leifheit muda itu melepas topangannya dan meregangkan tangan kirinya ke atas, sehingga syal coklat yang mengelilingi lehernya terlepas. Ibunya bilang Rosemary Way cukup berangin di musim panas, jadi dia terpaksa memakai syal di atas t-shirt abu-abunya.

Alih-alih menjawab pertanyaannya, gadis Napoleon itu membisu dalam diam. Anthony bisa mendengarnya mendengus beberapa saat kemudian, tapi itu sama sekali tidak mengusiknya. Perempuan. Bisa begitu rumit untuk sepersekian detik, unpredictable dalam jangka waktu yang lama. Kendatipun demikian, semua perempuan terlihat sama di mata Anthony, dan dia tidak mau ambil ribut soal itu. Selama dua belas tahun menghembuskan napas juga dia tidak pernah mau mengerti tentang apa yang membuat perempuan begitu berbeda dengan laki-laki. Begitu juga dengan dara Napoleon yang ada di sebelahnya—biarkan saja. They don't know each other so well, by the way.

Namun Anthony tetap bertanya-tanya apakah nantinya dia akan mengerti.

Berusaha mengalihkan pikirannya, dia merogoh saku jeans-nya, mengeluarkan bungkusan-bungkusan kecil berwarna kuning. Manisan karamel yang dibelinya di toko manisan beberapa jam lalu lezat sekali. Anthony kemudian mengulurkan tangan kanannya yang penuh dengan bungkusan karamel kepada Napoleon di sebelahnya.

"Karamel," ujarnya berusaha memecah keheningan, sambil memasukkan satu ke dalam mulutnya. "Ambil saja kalau mau. Ibu bilang biasanya perempuan makan manisan kalau suasana hati mereka sedang jelek. Kalau kau tidak suka, ya—"

Jeda.

"—kau cukup aneh."

Posted Image

Lantaran sudah terbiasa dengan orang awam, puluhan pasang mata akan menatap kearahnya tanpa bisa diminta pertanggung jawaban. Padahal ia memiliki anggota tubuh yang lengkap, wajahnya pun tidak buruk-buruk amat, Louis bilang dia cantik untuk anak seusianya. Terkadang sepasang mata milik orang lain tak pernah luput memandang dirinya, di saat dunia sibuk pun mereka masih bisa menatap Nyx dengan sengit. Napoleon perempuan mulai berpikir, apa yang salah dengan penampilannya? Toh saat ini dia hanya mengenakan terusan berwarna merah marun, menyarukan keadaan surainya yang menyala. Memang ini terlalu terang untuk musim panas berangin?

Tapi toh siapa pula yang peduli?

Louis saja tidak berkomentar macam-macam, dan Louis tidak menyuruhnya untuk berganti pakaian maupun penampilan. Anggap saja orang-orang itu baru melihat penduduk Australia terdampar di Amerika. Ya ya salahkan saja si Pak Tua Jahannam yang tega membuang anaknya sendiri ke Negeri orang. Tanpa sadar setiap mengingat ayahnya, jari-jari kurus miliknya mengepal. Ada emosi terselubung memindai, mengintai di setiap sudut tatapan matanya. Ingatan tajam awal mula ia begitu membenci keluarganya sendiri. Bisa saja melakukannya di tengah keramaian, sejatinya hal-hal intermezzo seringkali hinggap di kepala anak kecil berusia dua belas tahun saat ia memiliki jeda waktu menunggu seseorang kembali untuknya.

Louis, Louis… Kau dimana? Tega membiarkan Nyx bersama seorang aneh di sebelahnya yang kemudian menawarkan permen.

Tolehan kepalanya menarik minat pada sekumpulan bungkusan kecil berwarna kuning di telapak tangan seseorang, permen karamel? Apa ini modus operasi kejahatan terbaru? Memikat korbannya dengan memberikan mereka bermacam-macam makanan menarik yang sudah dibubuhi obat tidur, kemudian saat si korban memakannya maka si pelaku bisa bebas berbuat apa saja yang dia inginkan. Permasalahannya disini, pelakunya mana mungkin anak kecil. Namanya juga perempuan, dan untuk Nyx pikiran negatif bisa datang kapan saja dia inginkan, tidak peduli orang itu siapa dan memiliki gelar apa. Perannya di lingkungan sosial pun tak banyak berpengaruh untuk penilaian secara pribadi bagi Nyx. Pelan-pelan kepalanya mendongak, menatap entitas muda di sebelahnya. Leifheit sudah tidak lagi bersama bukunya, baru saja telinganya menangkap kata pujian—anggapannya.

Aneh—bahkan Leifheit sudah urutan kesekian yang mengatakan kalau dia adalah gadis aneh.


“Kau…” Nyx menatap entitas oppositenya lurus-lurus, tanpa sedikit pun berkedip menatap mata lawa bicaranya, “sudah orang keseratus sekian yang mengatakan seperti itu. Murni karamel? Bukan tindak kejahatan dengan modus baru?”

Manik kembarnya menyapu seluruh garis muka Leifheit saat itu juga tanpa senyuman.





Have you take a sit at school, girl?

Posted Image



“Tidak boleh begitu, dia kan ayahmu.”


“Ayah? Mana ada ayah yang mengasingkan putrinya sendiri ke negeri antah berantah begini, Louis.”

Tatap matanya nyalang, seolah tengah dikerubuti emosi membara. Ingin sekali menyumpah serapahi Napoleon senior di depan muka. My, my haruskah ia mengingatkan siapa jati dirinya sekali lagi? Louis mungkin tidak akan melupakan tata krama keluarga mereka, Louis mungkin menikmati ajaran kesopanan yang ditanamkan pada mereka sejak dalam kandungan, namun Odessa? Sama sekali tidak menikmati omong kosong atas sopan yang diajarkan. Ilmu macam apa yang melahirkan sikap otoriter berkepanjangan? Sinting! Mereka itu, orang-orang tua jaman dulu punya otak atau tidak? Otak mereka digunakan untuk apa? Kalau saja ia tidak ingat Louis adalah sepupu terbaiknya dibanding kedua sepupunya yang lain, maka sudah pasti Nyx melarikan diri ke kutub utara. Biar saja, biar dia mati kedinginan dan tidak perlu lagi menuruti hawa nafsu kedua orangtuanya.

Keturunan melahirkan bibit tak jauh berbeda—

Untung saja Louis bersamanya, pemuda asal Australia itu mengcover semua kebutuhan Nyx selama ia bersekolah di Salem. Nyx tidak peduli kalau ayahnya tahu dengan siapa ia meminta tolong, selama Nyx tidak menjual dirinya pada kalangan musuh Napoleon ia rasa ayahnya masih mengijinkan dengan siapa ia meminta ditemani hidup. Ya, ya dia cinta kebebasan. Ada untungnya juga jauh dari orangtua. Sekilas kecut tersimpan dalam senyum manis bibirnya, tak menyangka saja bisa tiba di gerbang sihir. Louis menyuruhnya untuk mencari tempat duduk dimanapun asalkan Odessa kecil bisa merasa nyaman. Sekalipun duduk dipangkuan pemilik bar saja, ia tidak akan marah. Mayday, mikir apa sih dia ini? Usianya masih belia, tapi otaknya sudah nyalang.

Selaras dengan gaunnya merah menyala, surai terang miliknya dibiarkan tergelung anggun. Cuaca panas, no? Matahari sedang giat menunjukkan wajahnya. Odessa berjalan melewati lengan beberapa orang. Sial, baunya kecut! Makan apa mereka? Apa mereka tidak memakai parfum eh?

“Aw!” Sedikit memekik, kelereng kembarnya menajam, “tidak sopan!” Ketusnya.

Membawa jemari lentiknya melakukan gerakan pengusiran debu secara halus. Cih, bocah kampung! Main tabrak saja, punya mata tapi tidak dipakai! Bukannya minta maaf malah lari begitu saja. 

Take Me Down Like I'm Domino

Posted Image



“Temui aku besok di tempat yang sudah aku tentukan.”

Selintas pembicaraan Louis padanya kemarin malam. Pemuda itu mengirimkan sebuah benda yang bisa merekam suaranya dan dikirim melalui burung hantu berwarna kecokelatan dan bercorak aneh. Tidak pernah dia lihat sebelumnya. Odessa menghembuskan nafas, berat. Sejak kepindahannya Nyx tak banyak bicara, memang aslinya ia irit sekali dalam berkata. Louis sepertinya tahu kalau sepupunya tengah mengalami depresi seberat dosa ayahnya saat ini. Diasingkan di Negeri orang, tanpa seorang pun yang menemani, apalagi namanya kalau bukan bencana? Bersyukurlah akses keluar tidak ditutup oleh Pak Tua Napoleon. Ia membenci ayahnya, demi apapun. Mati saja dia sekarang pun Nyx tak akan menyesal. Orangtua kikir, otak sudah karatan saja masih mau hidup! Terkutuklah!

Musim panas di Calix Lumina rupanya tidak terlalu buruk.

Sebenarnya ia suka dengan suasana di desa ini, walaupun merasa asing. Walaupun ia harus sendirian, tapi toh Louis mau meluangkan waktunya untuk Odessa seorang. Memang Louis lah yang akan menjaganya selama Odessa kecil berada di Amerika, karena katanya ia akan berangkat ke Amerika dan mengunjungi sekolah Odessa selama beberapa term. Lantas ide menariknya, kenapa Louis tidak pindah saja ke sekolah Odessa? Kalau ada pemuda bersurai pekat dan bermata biru itu didekatnya, bukankah semua akan terlihat sempurna? Perempuan bersurai merah menyala ini tidak perlu panik dengan hal sepele seperti adaptasi, misalnya.

Memasuki lingkungan baru memang tidak pernah mudah baginya, apalagi harus bercampur dengan orang-orang serba ada di tempat yang bahkan ia tidak mengenalnya sama sekali. Hmm, Louis lama sekali omong-omong. Pemuda itu harusnya sudah datang, ia bahkan sudah berjanji untuk bermalam di Calix Lumina malam ini. 


Posted Image

Menggulung kemeja biru lautnya sampai siku, Amano bergegas memakai portkey untuk sampai ke tempat tujuan. Masa bodoh kalau sampai sana ia bernampilan lusuh. Sepupunya tidak akan mau menunggu lama-lama kedatangan Louis disana. Pemuda keturunan Napoleon menyambar portkey miliknya hingga ia sampai di sebuah tempat, Calix Lumina. Tepatnya di Menara Jam. Tempat dimana ia berjanji temu dengan sepupu dekatnya. Odessa malang, gadis itu harus mengalami nasib yang tidak menyenangkan. Sampai saat ini ia masih tidak bisa berpikir kalau ternyata sikap otoriter masih saja dipegang tegus keluarganya.

Louis tergugu di tempatnya sejenak begitu tiba sehabis memakai portkey, rasanya seperti diputar-putar selama 3 jam—pusing. Memegang keningnya sejenak, ia sempat terhuyung sebentar.

Pekat kembarnya mengarah pada bangku-bangku di sekitar menara jam. Siapa tahu Odessa terlalu lama menunggu dan ia memilih duduk di salah satu bangku yang ada. Calix Lumina, musim panas tidak terlalu asing disini. Maaf saja kalau Amano lebih memilih mangkir dari sekolahnya dan memilih untuk berada di Calix Lumina ketimbang di benua Selatan seperti teman-teman yang lainnya. Toh, ia tidak keberatan bolak-balik memakai portkey selama cara tersebut dianggap halal. Ah, itu dia! Mudah saja menemukan sepupu tersayangnya, perempuan kecil bersurai merah dengan tatap mata setajam pisau, persis dengan ayahnya. Langsung saja Amano menghampiri perempuan terbaiknya, tanpa aba-aba memberi kecupan hangat di pipi gadis redhead asal Australia itu.

“Aku terlambat ya? Wajahmu sudah kusut duluan,” Cengiran khas Amano menghiasi wajahnya di siang bolong. Terik matahari membuat helaian surai Nyx lebih menyala ketimbang bintang malam, “bagaimana kesanmu selama disini?” 

Posted Image

“Jangan menggodaku, Louis.” 

Nada penuh penekanan. Di lain sisi merasa melayang diperlakukan semanis demikian. Ah Louis selalu bisa merebut hatinya meski kini ia tengah kesal. Andai saja Orion bisa seperti pemuda ini, maka ia tidak perlu repot menghindar setiap ada pertemuan keluarga. Masih bisa ditatapnya dengan lekat penampilan pemuda berusia tujuh belas tahun di depannya. Bentuk rahang yang menguat, aroma maskulin menyelimuti tubuhnya. Odessa selalu menyukai penampilan sepupunya demikian, memakai kemeja seperti itu, membuat Louis nampak tampan dan berbeda dari laki-laki kebanyakan. Kharismanya tidak bisa ditolak, no? 

Sengaja memalingkan wajahnya, alih-alih memberi isyarat kalau ia tengah marah akibat keterlambatan pemuda satu ikatan darah dengannya. 

“Kesan?” Kernyitan di dahinya semakin nyata. Perlahan membalikkan tubuhnya, menghadapi ekspresi wajah menggemaskan dari seorang Amano Napoleon. Cih, sial! Terkadang ia membenci wajah jenaka Louis ketika dirinya marah, senjata paling ampuh untuk meluluhkan dirinya. Nyx mendorong bahu pemuda itu pelan-pelan, “baru beradaptasi, tapi musim panas tak seburuk di Sydney.”

Menengadah ke langit. Matahari tidak terlalu terik, ada semilir angina menerbangkan beberapa helai kemerahan miliknya. Odessa bisa melihat ketika angin membuat helai pekat pemuda Napoleon bergoyang. Memasukkan tangan ke dalam saku, kaki-kaki miliknya berjalan menuju satu tempat duduk kosong.

“Kenapa terlambat?”


Posted Image

Amano tak bisa menahan tawa saat melihat reaksi ganjil sepupunya. Kecupan hangat yang ia berikan tadi membuat gadis itu bereaksi jauh di luar godaan. Mengulum senyumnya, sekuat tenaga untuk tidak tertawa. Amano tahu, meskipun Nyx kesal tapi di dalam hatinya sedang melayang. Siapa lagi yang bisa menjahili Nyx secara serampangan kalau bukan dirinya? Pemuda Louis ini mengerti tipikal sepupu tersayangnya, jauh lebih mengerti Odessa ketimbang dua saudara kandungnya. Bukan tanpa alasan mengapa ia mengenal Nyx lebih dalam dibanding dua saudaranya, cerita lama. Pada saat usia Nyx baru mencapai satu bulan pasca kelahiran, raganya dititipkan pada keluarga Amano untuk dirawat dan dibesarkan. Ayah dan ibunya tidak menginginkan anak perempuan.

Odessa, si kecil yang malang.

Dari kecil saja sudah disisihkan. Ia ingat ekspresi dingin pamannya saat menyerahkan Nyx pada keluarga Amano. Mengatakan kalau mereka boleh memperlakukan bayi Odessa sesuka hati, terserah mau diapakan. Bersyukur kedua orangtuanya masih mempunyai hati nurani, Nyx dibesarkan sampai usia gadis ini mencapai 2 tahun. Nyx tumbuh normal dengan watak ceria seperti anak lain pada umumnya, namun ketika musim panas beberapa tahun silam. Seorang lelaki bersurai sama seperti Nyx kembali datang dan mengambil gadis Sydney tanpa meminta izin kepada orangtuanya. Pada waktu itu, Amano sangat terpukul. Selama Nyx ada di tengah keluarganya, ia merasa terhibur. Berbeda dengan dua saudara lainnya, Amano dan Nyx seperti jiwa yang tidak bisa dipisahkan. Kemana-mana selalu bersama, namun sejak dipisahkan ia seperti dijauhkan dengan setengah raganya.

Maka sejak itulah Amano menyimpan sendiri sosok cerianya, jauh ia kubur hidup-hidup pribadi aslinya.

Tubuhnya terhuyung ketika redhead kecil mendorong bahunya. Wajah masam menambah manis ekspresi gadis tersayangnya. Itulah kenapa kelereng tintanya selalu tertarik bisa menemukan para gadis bersurai merah menyala. Tanpa komando Amano mengikuti langkah dara kecil kelahiran Juli di depannya.

“Aku kesiangan, kau marah padaku? Aku minta maaf.” Pintanya dengan wajah belas kasih, “by the way kau cantik ketika marah.” 

Minggu, 16 September 2012

Let me know, how much worst is it?


Berkacalah wahai Pak Tua, pada air yang mengalir dan langit yang membiru.

Meskipun aku bisu, namun tidak tuli. Apa kau buta—buta kasih sayang? Dasar lelaki pecundang, kau pikir anak gadismu apa? Seenaknya menjadikanku gundik? My my, belas kasihmu dimana Pak Tua?

Apa dia tidak sadar kalau anaknya bukanlah pesuruh ulung, hmm? Nyx Odessa Napoleon bangkit dari tempat tidurnya, berniat menangglkan gaun tidurnya. Masih kecil saja dia sudah diperlakukan seperti orang dewasa, hidup memang terlalu keras di keluarga Napoleon. Maka tidak heran kalau para sepupunya yang lain hanya mendesah begitu melihat Odessa kecil menampilkan wajah datar; menikmati setiap kecaman hidup, katanya. Sekilas menatap kamar tidur mewah, rasanya sudah bertahun-tahun hidup dalam kubangan kekayaan, kejayaan bahkan kesuksesan. Namun seperti kosong merupakan api yang menyala siap memakan halangan apapun di depan tanpa jeda. Nyx menggelung surainya, menaruh kaki-kaki jenjangnya menyusuri petak demi petak marmer penghias ruangan. Menarik kenop pintu, membukanya seara perlahan. Mengintip, apakah sekiranya ada obrolan tentang dirinya yang bisa tertangkap telinga?

Perjodohan dirinya dengan Orion, misalnya.

Betapa ia membenci cara pikir keluarganya secara membabi buta, dia pikir Odessa mainan mereka? Oh sayangnya orangtua otaknya sudah karatan. Nyx menghembuskan nafas, ditatanya air muka tanpa menunjukkan bahwa ia sudah bosan untuk hidup di dalam istana serba mewah. Menuruni setiap anak tangga, gaun putih yang dikenakannya menjuntai, menyapu lantai. Tapi toh ia tidak peduli sehelai kain ini mau kotor atau tidak. Sebab sesampainya ia di ruang makan, Odessa hanya butuh membungkuk, mengucapkan salam dan mendudukkan dirinya secara anggun menurut tata cara nenek moyang yang sudah diajarkan padanya.

“Pagi Father, Pagi Mother…” Ia membungkuk kemudian menaruh diri di salah satu kursi.

Tidak dijawab apalagi dilihat? Itu sudah biasa.

“Cepat habiskan sarapanmu, kemudian bersihkan dirimu dan kembali ke ruang besar. Ayah ingin bicara padamu.”

Yang barusan bicara itu ibunya. Odessa mengangguk, seraya mengambil bagian terluar dari alat makannya. Enggan mengoleskan keju buatan luar negeri. Bisakah mereka menghemat makanan dari dalam negeri saja? Mendengus, seringai kebosanan mulai diperlihatkan. Sementara ibunya menyiapkan sarapan untuk dibawa ke ruang besar, Nyx mengunyah potongan demi potongan roti gandum dengan perlahan. Apalagi yang harus dibicarakan Pak Tua itu? Dia mau menyampaikan kesan dan pesan apalagi, hmm? Kalau saja sejak berada di alam sana, ia boleh memilih untuk hidup dengan siapa dan bagaimana, maka ia tidak ingin berada di dalam keluarga seperti ini. Terkungkung dalam tradisi kuno, penuh perintah dan tata tertib tak jelas asal usulnya. Bahkan Louis saja mengatakan padanya, kalau ia adalah anak gadis paling hebat yang pernah ia temui. Kuat menghadapi kecaman hidup dari dalam keluarganya sendiri.

Lalu apa aku harus menjerit? Berteriak bahwa aku ingin bebas? Lelucon jaman batu, mana mau Pak Tua itu mendengar keluh kesah anaknya sendiri.

“Aku sudah selesai, Mother.”

Isyarat tangan ibundanya, menyuruh Odessa bergegas ke kamarnya dan merapikan diri. Yeah, Pak Tua itu tidak suka anak gadisnya terlihat urakan mirip gembel di jalanan. Dirumah saja harus mengenakan satu set baju yang sudah disiapkan para pesuruh. Lagi-lagi ia mendesah, satu dari sekian banyaknya kekecewaan yang harus ditelannya secara bulat-bulat. Tetes demi tetes air menyentuh kulit bak porselennya, menjangkiti setiap asa yang tidak pernah tidur setiap harinya. Mimpinya kebebasan akan selalu datang, siapapun harus membawanya keluar darisini, no? Muak, ia membenci tata krama tanpa sebab. Well, waktunya habis.

Meraih gagang pintu, memasuki ruang besar milik Napoleon senior seorang.

Ruang besar terletak di lantai tiga istananya, arah Barat Laut agak menjorok ke dalam. Ada sistematis yang harus digunakan kalau ingin memasuki ruang besar. Hanya orang-orang tertentu yang bisa mengakses bilik tersebut. Dari sekian banyak keluarga Napoleon bahkan hanya satu atau dua orang yang bisa menjangkau ruang besar dengan desain keamanan paling rumit yang pernah ia temui. Setelah hening panjang, akhirnya Nyx memberanikan diri untuk menghadapi Napoleon senior. Dilihatnya lelaki tua duduk di atas kursi besar dan wajahnya terhalang koran pagi ini. Membungkuk (seperti biasa, karena sudah tradisi) barulah ia duduk. Kursinya panas, atau mungkin ini hanya perasaannya saja?

“Father, ingin bicara denganku?”

Tidak ada suara, udara bergulir, detik menjerit. Hanya satu gerakan dari balik koran penutup wajah ayahnya. Tangan besar menyodorkan padanya sebuah surat, ada stempel resmi di depannya. Dahi Nyx berkerut, jari-jari lentiknya mengambil amplop tersebut. Melepaskan perekatnya dan membuka serta membaca isinya. Hening, bukan ini yang ia inginkan. Dikirim ke Amerika untuk sekolah, adakah hal yang lebih buruk dari ini? Nyx meneguk ludahnya, memandang tak percaya isi kepala ayahnya. Kalimat ia akan diasingkan berangsur mengeras dalam satuan detik berlalu di hidupnya.

“Kenapa harus di Amerika? Di Negara ini juga banyak sekolah sihir yang bagus, terutama sekolah Louis.”

Lembaran berita tersingkap, menampilkan sesosok wajah tua masih segar, garis-garis kontur wajahnya tak memperlihatkan kalau Napoleon senior sudah mencapai masa kejayaannya. Wajahnya masam, ekspresi yang paling tidak disukai Odessa sekaligus air muka andalan Napoleon senior saat idenya dibantah.

“Sejak kapan berani membantah?” Nyx membenci ayahnya kala beliau menatapnya setajam pisau, membuatnya tak segan untuk mengambil benda tajam apapun disekitarnya dan menggoreskan tepat di permukaan epidermis kulit vitalnya. Tsk! Palingan wajah Nyx, diiringi langkah seberat 2 ton. Lebih memilih memendam amarahnya daripada harus memupuk keinginan mencekik ayah kandungnya sendiri. Tanpa sepatah kata, ia membalikkan badan. Meninggalkan ruang besar dengan amarah bergolak. Seharusnya masa depan itu miliknya, ayahnya hanya perantara. Tetapi kenapa semuanya berbeda? 

Kamis, 13 September 2012

Pemeliharaan Satwa Gaib FLEW


Alam bebas—merdeka!!

Merdeka bukan lantaran ia bebas dari segala macam ujian kan?

Dia hanya berada di luar kelas yang pengap dan penuh dengan kertas perkamen. Narumi Takahiro menggulung lengannya sampai siku, berdiri menatap pengawas ujiannya. Pemeliharaan satwa gaib selalu identik alam bebas, no? Lihat saja, tidak Profesor McLadden, tidak juga dengan pengawasnya kali ini. Kalau kelas lain berada di kelas, kali ini mereka berada di hutan. Hutan yang gelap dan banyak binatang buas, kemudian akan ada gadis berkerudung merah menawarkan korek api lalu yang membelinya dimakan serigala.

HOBAH!

Terus saja mengkhayal di tengah ujian, bodoh!

Om nya bawa rantang…. Ya bukan sih Cum!

Emang dia mau piknik bawa rantang?

“UWAAAW!” Begitu kain yang meliputi sagkar pixie terbuka, suaranya memecah keheningan.

“IWAAAWW!” Kain hijau terbuka dan terlihat benda seperti telur yang unyu parah.

“Hastaga!!” Terkutuklah naga perut besi itu! Cumi tidak suka naga, naga itu bau. Mengertilah maksudnya pemuda ini. Namun ujian tetap saja ujian, essay akan selalu menghantui sepanjang dosa. Nampaknya jari-jari Naru akan terkena serangan stroke mendadak karena setiap hari kerjaannya hanya menulis dan menulis saja tanpa berhenti. Dimana kebaikan hati para bapak dan ibu menteri? Senangkah kalian kalau jari-jari Cumi jadi berotot? Menyeret satu perkamen dan mulai duduk di sudut dekat dengan pohon-pohon rindang. Ini dia lakukan agar lebih konsentrasi menghadapi ujiannya. Baiklah, mulai sekarang berpikir!

[Lembar Jawaban]
Nama : Narumi Takahiro
Asrama : Nadirs

1.       Pixie
Sejenis binatang gaib berwarna biru dengan tinggi 8 inci memiliki ciri khas suaranya yang melengking. Pixie dapat terbang karena mereka memiliki sayap, pixie bukan merupakan hewan baik, pixie seringkali mengangkat korban mereka ke tempat tinggi tanpa mengembalikan orang tersebut ke tempat semula. Pixie hanya dapat berkomunikasi dengan sesamanya, dan ketika mereka berkumpul suara mereka nyaring seperti sekumpulan serangga yang ribut.

2.       Telur Ashwinder
Berasal dari ular Ashwinder, ular ajaib yang lahir dari bara api magis tanpa pengawasan. Telur Ashwinder sangat panas dan mudah terbakar, jika tidak membeku telur itu akan membakar daerah sekitarnya. Mereka berwarna merah menyala, dan ketika menjadi beku mereka menjadi barang berharga. Telur Ashwinder beku dapat digunakan untuk membuat ramuan cinta, dapat juga ditelan secara utuh untuk menyembuhkan malaria.

3.       Naga Perut Besi
Jenis naga paling besar, beratnya bisa mencapai enam ton. Badannya berbentuk bulat dan gemuk, terbangnya lebih lambat ketimbang Naga Tanduk Panjang. Naga ini termasuk golongan yang berbahaya, dimana mereka bisa meluluhlantakkan rumah. Sisiknya berwarna abu-abu keperakan, matanya merah tua, dan cakarnya sangat panjang serta ganas. 

Perkamennya sudah selesai. Menulis sebanyak ini lumayan melatih tangan. Naru menghela nafas, bangkit dari duduknya. Hendak mengumpulkan essay yang ditulisnya, namun sayangnya imipian untuk tidur di asrama harus dia simpan bulat-bulat. Sebelum mengumpulkan, ia harus mengumpulkan pixie dulu, setidaknya menangkap satu ekor lalu dia diperbolehkan pulang dengan tenang. 

Selasa, 11 September 2012

Ramuan FLEW


Tibalah saatnya ia mencapai sebuah eksekusi pada masa mudanya, dimana ia akan menghabiskan setengah waktu dalam hidupnya untuk berada di dalam sebuah bilik perenungan dengan keadaan panas, gelap dan disuguhi aroma yang membuat bulu hidungmu menari salsa. Ketika hati tidak sejalan dengan pikiran, dan langkah tak seirama, mampukah Naru menyusun pola pikir sederhana secara tajam dan teraktual? Sedangkan dia sendiri merasa saat ini adalah saat paling tragis di dalam hidupnya? Bolehkah meminta dispensasi waktu pada sang pengawas agar ia boleh masuk ke dalam kelas ramuan sebelum akhirnya berhadapan dengan gentong maut pembuat likuid cair berbau anyir, ha?

Tadi dia sedang narasi apa sih?

Naru tertegun, mendapati lagi-lagi lelaki setengah mabuk itu yang mengawasi ujiannya. Dia ingat mas-mas di depan tempo hari sempoyongan di depan kelas, entah apa yang sudah dia lakukan semalam. Mungkin mas-mas itu habis begadang menjaga salah satu perumahan elite di kawasan Salem. Ketika sapaan saudara-saudara menghampiri telinganya, tangannya mulai gatal untuk merangkul mas-mas di depan dan mengatakan bahwa mereka tidak ada hubungan darah sama sekali dan jangan pernah memanggilnya saudara. Well, di depan mejanya sudah ada banyak sekali bahan ramuan. Oh seperti inikah ujiannya? Ditemani cahaya remang lilin-lilin kecil yang rasanya akan sangat romantis bagi pasangan homo sekalipun?

Yah daripada dia tidak selesai mengerjakannya, bagaimana kalau dimulai dari sekarang saja?

[Lembar Jawaban]
Nama : Narumi Takahiro
Asrama : Nadirs

11.       Jelatang kering, duri landak, taring ular dan siput bertanduk.
2
22.       Ramuan Penyembuh Bisul

33.       Boil Cure Potion adalah sebuah ramuan dengan ciri-ciri berwarna hijau dan sangat encer, bila dihirup akan berbau sedikit aroma terbakar, tapi aroma tersebut tidak akan lama bertahan. Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan ramuan ini adalah jumlah takaran dan jumlah adukan, besar api dan nantinya warna ramuan. Jika ada sedikit kesalahan saja dalam pembuatan ramuan ini, maka penggunaannya menjadi berbahaya. Pada cara pembuatannya sendiri adalah :
a.       Rebus air sampai mendidih
b.      Ketika mendidih, masukkan bahan-bahan jelatang kering, taring ular dan siput bertanduk.
c.       Aduk searah jarum jam sebanyak 15 kali.
d.      Aduk berlawanan jarum jam 3 kali.
e.      Diamkan sampai warna ramuanmu berwarna hijau pucat.
f.        Dinginkan, setelah dingin masukkan duri landak. 

Rasanya menulis banyak itu gemas ya? Mau mencabik-cabik yang membuat soal, tapi ya mana mungkin sih Takahiro berani melakukan perbuatan tak senonoh demikian, maka ia memutuskan untuk memeriksa kembali perkamennya. Agak tidak jelas sih tulisannya, pengaruh lampu remang membuat matanya tidak terlalu awas untuk membaca tulisannya sendiri. 

Senin, 10 September 2012

PTIH FLEW


Hai juga, None Ashleigh—

Kenapa ia merasa wajah pengawasnya terlihat lebih sensual ketimbang buah mangga kematangan. Lihat saja surainya yang kepirangan, bibir yang lebar, serta konstruksi wajah yang tidak biasa, dibilang lebar tidak, dibilang sempit juga tidak. Komposisinya pas, hanya dibagian tertentu kelebihan. Narumi mengetuk penanya di atas meja, memerhatikan gerak-gerik pengawasnya. Ia bersyukur bisa melihat pengawas perempuan ini dalam waktu yang sudah tentu dipastikan, setelah selama berhari-hari melihatnya om-om, akhirnya dia lihat tante-tante. Ah memang hidup itu seimbang, kawan.

Takahiro sibuk menerawang ke langit-langit.

Kali ini pertahanan ilmu hitam, dia juga jarang masuk kelas ini. Terkadang pelajaran pertahanan ini menyiksa fisik dan batin. Entah disuruh melawan pixie, boggart atau makhluk lain yang abstrak. Sudah tahu Naru tidak suka hal-hal yang berbau absurd, meski dia sendiri absurd. Tapi kan tetap saja, pertahanan ilmu hitam itu selalu makan hati dan tenaga. Ah yasudahlah, soal juga sudah dibagikan untuk apalagi dia bersungut-sungut. Bukankah mengerjakan lebih baik? Karena sebagian memori atas pelajarannya masih tertumpuk di dalam kepalanya.

[Lembar Jawaban]
Nama : Narumi Takahiro
Asrama : Nadirs

11.       - Crucio : kutukan yang menimbulkan rasa sakit yang luar biasa pada korban. Membutuhkan mantra verbal dan tongkat, efek dari mantra tersebut tergantung si perapal. Crucio digunakan untuk kepentingan pribadi, biasa disebut dengan kutukan penyiksaan.
-              -Imperio : kutukan yang menempatkan korban dalam keadaan mimpi, meletakkan korban pada alam bawah sadar. Biasanya perapal menggunakanya untuk mempengaruhi korban dalam melakukan hal-hal negatif. Dalam efeknya korban akan dengan tenang melakukan kegiatan buruk secara fisik tanpa berkata tidak atau menolak.
-              -   Avada Kedavra : menyebabkan kematian secara instan pada yang terkena kutukan tersebut. Pada saat mantra dirapalkan terjadi kilatan cahaya hijau dari ujung tongkat. Kutukan ini tidak memiliki kontra-kutukan atau mantra penghalang.

22.      - Jinx : mantra sederhana yang menyebabkan ketidaknyamanan, membuat sial, dan biasanya dipakai untuk lelucon saja.
  -Hex : mantra kutukan yang lebih kuat ketimbang jinx, biasanya bertujuan untuk kejahatan yang bisa menimbulkan rasa sakit.

33.       Menurut saya Troll bukanlah kategori makhluk hitam. Meski Troll memiliki potensi menjadi jahat atau dipengaruhi oleh kekuatan kegelapan. Tetapi kembali pada hakikatnya, Troll adalah makhluk yang tidak memiliki otak atau tingkat kecerdasan sangat minim sekali. Tindakannya sangat dipengaruhi oleh dorongan hal-hal, tergantung bagaimana hal itu baik atau jahat.

44.       Cara membunuh vampire ialah dengan menusukkan pasak ke jantungnya, atau dengan menggiring mereka ke tengah sinar matahari.


Lagi-lagi menulis panjang. Seandainya ada yang bersedia memijat tangannya, maka ia akan sangat bersyukur sekali. Mengangkat lembar perkamennya, menuju depan kelas dan kumpulkan. 

Astronomi FLEW


Hai, Tante! Sudah punya suami belum?

Silahkan ceraikan anak ini, Kei.

Jangankan dicerai, dicuekkin satu hari saja sama Keira Narumi sudah uring-uringan bukan main. Tidak melihat gadis itu satu hari saja sudah membuatnya kelimpungan bukan main. Bersyukur beberapa hari ini ia masih sempat melihatny gadisnya melintas di depan mata tanpa bicara pun sudah lebih dari cukup. Selintas melihat tubuh semampai milik gadisnya melintas saja sudah membuatnya senang, alih-alih kesibukan yang merajalela, setiap menit ia habiskan hanya untuk membaca, menit berikutnya ia habiskan untuk melamun hal-hal tidak penting. Sebab khayalan mengantarkannya pada pemikiran imajiner, melepaskan penat sementara di sela-sela kepadatan ujian yang mengejarnya.

Takahiro membuka ruang kelas, sepuluh menit sebelum ujian dia baru sampai. Maklum ini hari senin minggu kedua, semalaman habis relaksasi tak berarti di ruang rekreasi.

Ia mengangguk pada sang pengawas, kemudian berjalan membungkuk menuju kursinya. Di dalam ruangan ini hanya ada dirinya sendiri, sementara ia disediakan gambar. Naru mengernyitkan kening sembari mendudukan tubuhnya di kursi, tangannya bersiap untuk menulis… essay? Ah lidahnya kelu. Meneguk ludah, apa yang harus dia tulis di dalam sebuah essay tentang rasi bintang yang bahkan dia jarang sekali hadir di dalamnya. Atsronomi, memang salah satu pelajaran yang mengancam keselamatan nilainya. Tapi sayangnya demi Minase Ai dia punya keinginan lebih dari sekedar mendapatkan nilai E atau O.

“Kerjakan sekarang nih, tante? Eh maksudnya miss…”

Tidak ada jawaban…

Ia mendesah, kecewa karena diberi kesempatan menulis essay. Merutuki Profesor Pierre dengan manisnya, mengatakan kalau adakah soal yang lebih sulit lagi dari ini? Dan apakah dirinya yang terlalu bodoh untuk mata pelajaran ini? Terserah lah.

[Essay]
 Nama : Narumi Takahiro
Asrama : Nadirs

Ursa Major

Rasi bintang Ursa Major memiliki arti ‘Beruang Besar’.  Sebab adanya di langit utara, Ursa Major terkenal sebagai Nusantara karena terdapat tujuh bintang terang yang berguna bagi kapal dan perahu sebagai patokan berlayar pada malam hari. Ursa Major terkenal sebagai bintang penanda penanaman padi. Namun salah satu suku di dataran Asia mengenal bintang ini sebagai Lintang Kartika, nama yang diambil dari bahasa sansekerta ‘kritika’ yang menunjuk pada kluster bintang yang sama.

Naru mengangkat tangan, membawa jari-jarinya menyisir lembut helaian surai yang berjatuhan di dahinya. Mengibaskan beberapa helai surai pekatnya, ruangan mendadak panas. Sekiranya ia melihat hanya ini jawaban yang ia punya. Menyeret kakinya dengan gontai dan menyerahkan lembaran perkamen essay pada pengawasnya. 

History Of Magic


Kalau kau pikir ujian ini akan berakhir, ternyata definisinya akan salah besar. Ujian tetaplah ujian tidak ada yang berubah, soal demi soal sudah terjawab dengan seadanya. Lelaki Takahiro menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ini sudah hari kesekian ia mengikuti FLEW, setiap malam bergumul dengan buku dan hafalan itu sangat sulit. Merana lebih tepatnya. Ia masih berpikir ujian Wand-Making jauh lebih sulit dari bayangannya, salahnya mengambil mata pelajaran pilihan tetapi tidak pernah masuk ke kelas. Yes, Narumi Takahiro tidak pernah mendengarkan teori yang diberikan gurunya. Seringkali mangkir dari kegiatan kelas Wand Making membuatnya sama sekali tidak mengerti materi yang dijelaskan, dan sekarang ujian menjadi begitu sulit.

Berbanding terbalik dengan kelas sejarah sihir setidaknya ia bisa mencerna beberapa teori yang disampaikan pengajarnya, disamping perempuan yang mengajarnya adalah sesosok wanita muda yang canti, cara mengajarnya pun sangat fleksibel.

Narumi bertopang dagu, lima belas menit sebelum ujian dimulai ia sudah duduk rapi di tempatnya. Dadanya tidak berdegup kencang, lain dengan saat ia berada di dalam ruangan untuk ujian Wand-Making. Kali ini tidak ada wajah frustasi dan semacamnya, maka ketika mas-mas yang di depannya mulai mengoceh dan membagikan kertas soal ia hanya mengangguk dan merubah sedikit posisi duduknya agar lebih menunduk. Tangannya mulai bergerak seirama dengan mata yang mengikuti sebaris kalimat pertanyaan.

[Lembar Jawaban]
Nama : Narumi Takahiro
Asrama : Nadirs

11.       Lady Well, Carl Carnegies, Nadia Nadirs, Marie Bourdon.
2
22.       Desa Sallowsville, Rosemary Way, Boston Common Park, Kementrian Sihir Amerika.
3
33.       Sekitar abad ke 16, para penyihir besar mendirikan sekolah sihir di tengah dunia muggle. Pada saat keempat penyihir besar telah mendirikan sekolah tersebut terjadilah isu yang mengatakan bahwa penyihir adalah sosok yang berambisi untuk mengambil alih dunia dengan ilmu hitam mereka. Kecurigaan masyarakat muggle terhadap penyihir semakin menjadi. Untuk menghindari kemungkinan buruk yang terjadi, para penyihir segera bersembunyi di sebuah tempat. Pada saat bersembunyi salah satu penyihir menyarankan untuk melanjutkan pembangunan sekolah sihir mereka di suatu kawasan yang berbeda benua, maka berangkatlah penyihir besar itu ke tempat tersebut. Satu tahun berlalu dan sekolah sihir itu terbangun, pada awalnya masing-masing penyihir memperebutkan nama mereka masing-masing untuk menjadi nama sekolah sihir yang baru saja terbentuk, namun pada akhirnya Nadia Nadirs mengumumkan kalau mereka sebaiknya memakai nama kota Salem sebagai nama sekolah mereka.
4.  
4  4.     Sihir Gypsy adalah sebuah sihir yang digunakan oleh suku Gypsy yang tidak punya rumah permanen. Mereka menggunakan sihir Lamia, kutukan paling mematikan yang ada sejak berabad-abad silam. Kutukan Lamia biasanya digunakan apabila orang-orang Gypsy merasa sakit hati sebab mereka diperlakukan tidak adil.
5.      
5 –Menyembuhkan orang sakit/penyakit
-Mengiringi tarian adat istiadat
-Sebagai sarana upacara adat
6. Penyihir menyingkir dari dunia muggle bukan tanpa alasan mereka memiliki alasan yang paling kuat, yaitu menghindari perpecahan untuk yang kedua kalianya setelah pada berabad-abad silam para penyihir dikisahkan diculik dan dibakar hidup-hidup oleh para muggle. [/spoiler]

Narumi memundurkan tubuhnya, tidak lagi bersikukuh dengan meja kelasnya. Rasanya menulis sebanyak ini seperti tengah menulis cerita biografi hidup seseorang, ha. Mengambil perkamennya dari atas meja dan segera pergi meninggalkan kelas. 

Minggu, 09 September 2012

涙沿傾灑


You were there for me, so I’ll be there for you—

Kalau ia bisa mengatakan secara jujur, mungkin tahun ini menjadi tahun paling bahagia baginya. Bahagia itu sederhana, memiliki kekasih yang baik seperti Keira dan mendapat restu dari seorang Minase Ai bukan lagi kebahagiaan biasa baginya. Naru menepukkan selembar surat ke sisi tangannya. Baru datang pagi ini balasan dari Minase Ai, rona wajahnya berseri. Setidaknya tahun ini ia berharap saat menjalani FLEW tidak sendirian, ada seseorang yang bisa mensupportnya secara halus.

Keira Summerfield—belakangan nama itulah yang sering mengisi kepalanya, baik sebelum tidur ataupun saat bangun tidur.

Pada intinya kali ini ia belajar secara sungguh-sungguh, selain ingin menunjukkan pada Keira kalau dia adalah laki-laki yang berbobot. Apa yang salah dari seseorang yang sedang berusaha menjadi yang terbaik untuk orang yang disayanginya? Meskipun harus berkorban banyak hal, tetapi baginya itu semua tidak diperhitungkan. Anggap saja memang kewajiban yang harus dilakukan dan dinikmati. Kebetulan waktu sudah menyuruhnya untuk kembali ke asrama untuk belajar. Dia sudah berjanji pada Minase Ai, perempuan yang sudah melahirkannya lima belas tahun silam, bahwa kali ini ujian FLEW nya akan Outstanding!

Mustahil ya?

Tapi kata Tuhan, tidak pernah ada yang mustahil di dunia ini—

Naru meraih kenop pintu asrama dan melangkah ke dalam. Ada wangi yang hangat, terselubung merangkul tubuhnya. Sepertinya ada seseorang di ruang rekreasi, ia semakin mendekat. Mendapati sesosok perempuan tergolek lemah disana. Kernyitan halus di dahinya nampak, Naru melangkah pelan-pelan tanpa memiliki maksud untuk mengganggu kegiatan sang gadis. Ia berlutut, memastikan siapa yang tidur sembarangan di ruang rekreasi. Surai kecokelatan, sosok yang ia kenal. Jari-jarinya menelusuri pipi gadis Summerfield di depannya. Wajahnya damai, diiringi hembusan nafas seperti senandung kecil. Merdu di telinganya, Naru menarik ujung bibirnya.

Takahiro menoleh ke belakang, memastikan kalau tidak ada orang lain selain mereka. Suhu ruangan menjadi hangat, atau pipinya yang saat ini merona?

Jaraknya merapat, hanya beberapa centi dari wajah gadisnya. Ia sendiri bisa merasakan alunan nafas lembut persis bayi tak berdosa. Ah bagaimana ini? Degup jantungnya bertambah kencang, suara-suara imajiner mulai membahana, menuntut banyak hal padanya. Namun pada akhirnya ia hanya berlabuh pada satu pilihan—mengecup hangat milik gadisnya. 

Posted Image

Telaah Muggle FLEW


Hai Mas apa kabar? Apa anda sudah lumutan di depan sana?

Silahkan paketin anak ini ke Zimbabwe—

Narumi mendudukkan bokongnya, menaruh tangannya di bawah dagu. Alih-alih memikirkan ujian yang selama ini berlangsung secara tajam, aktual dan terpercaya. Omong-omong dia baru tahu kalau namanya mas-mas yang jaga ujian itu Liam. Wajahnya memang manis, sebagai seorang laki-laki Naru mengakui itu. Mas-mas di depan sudah punya pacar belum ya? Eh by the way sudah beberapa hari ini dia belum lihat pengawas yang perempuan, biasanya yang perempuan itu lebih rajin setor muka daripada yang laki-laki.

Pelajaran pilihannya apakah kali ini tidak salah?

Setelah berkeinginan mangkir dari pelajaran Wand-Making, ia malah lebih suka bergabung dengan pelajaran muggle. Ya iyalah, secara dia hidupnya di tengah muggle. Kemungkinan soal-soalnya lebih mementingkan logika sama analisis saja kan? Tidak harus memiliki jawaban konkrit atau analisis mendetail, maklumlah umurnya baru lima belas tahun. Hanya bisa menjawab sekedarnya, otaknya memang tidak sebrilian Juan March, dia juga tidak punya intuisi tajam seperti Cantona. Yang dia lakukan hanyalah menjawab soal sebaik-baik, seperti sekarang ketika soal sudah dibagikan.

Mencelupkan pena ke dalam tinta dan mulai menulis nama beserta embel-embelnya.

[Lembar Jawaban]
Nama : Narumi Takahiro
Asrama : Nadirs

1.       a. Penyihir memiliki kekuatan yang berasal dari dirinya sendiri, dan garis keturunan. Penyihir memiliki tongkat sihir dalam melakukan kegiatan keseharian mereka. Penyihir memiliki kemampuan yang tidak bisa dinalar oleh otak manusia.
b. Muggle adalah manusia biasa yang tidak dianugerahi kemampuan sihir baik dari segi bakat maupun segi garis keturunan, muggle lebih mandiri melakukan apapun secara manual tidak menggunakan mantra atau tongkat sihir. Muggle bersifat skeptis terhadap hal-hal yang tidak bisa dinalar oleh manusia.

2.       Tidak boleh menggunakan sihir, tidak boleh merapalkan mantra kutukan, tidak boleh melakukan animagus atau human transfiguration.

3.       Pertama-tama penyihir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan muggle, seperti menyesuaikan penampilan, cara berpakaian, cara berbicara dan bersikap. Sebab di dunia muggle tidak ada satupun yang mengandalkan tongkat sihir sebagai acuan kegiatan harian mereka. Yang kedua, penyihir harus mempunyai pengetahuan dasar tentang muggle; bagaimana sifat muggle, kesehariannya, dan bagaimana mereka melakukan kegiatan keseharian mereka. Yang ketiga adalah berperilakulah seperti muggle pada umumnya.

4.       Membantu. Bagaimanapun muggle adalah makhluk yang sama dengan kita yaitu manusia. Dan sebagai manusia sudah sewajibnya kita saling tolong menolong, apapun perbedaan yang ada di antara keduanya, hanya saja dalam porsi yang berbeda. Kemungkinan penyihir hanya bisa membantu dalam porsi yang kecil, karena mereka sendiri tidak memiliki andil secara penuh terhadap peperangan yang terjadi. 

Narumi mengelap peluh yang menetes, ternyata selesai juga. Dia pikir, dia tidak akan bisa menyelesaikan soal-soal ujian FLEW tahun ini. Melangkah gontai dan menyerahkan perkamennya tanpa berkata apapun. 

Transfigurasi FLEW


Om nya hamil muda—pagi-pagi sudah lusuh tampangnya.

Mungkin dia habis morning sick?

Morning sick biasanya dialami oleh ibu-ibu muda. Minase Ai sering menceritakan padanya, by the way. Kondisi ibu hamil muda itu tidak sekuat mereka yang punya pengalaman mengandung dan melahirkan, biasanya disebabkan kelelahan akut atau bawaan dari si jabang bayi. Oh enough, ini bukan saatnya membicarakan kandungan. Lebih baik fokus pada ujian yang akan dijalani.

Fokus—

Satu kata yang mudah diucapkan namun sesungguhnya sangat sulit untuk diaplikasikan. Ada banyak hal yang merusak fokus dalam satuan detik, hal sekecil apapun bahkan bisa mencabik kekuatan fokus itu sendiri. Dimulai dari pagi hari, dia sendiri sudah mabuk membaca buku transfigurasi. Salah siapa sehari sebelum ujian malah uring-uringan mikirin Keira, ha? Perempuan itu selalu ada di dalam kepalanya, untung saja saat dia mengerjakan soal-soal yang lalu ketika menulis jawabannya bukan nama Keira. Kalau ya, bisa dipastikan Troll lah yang ada di transkripnya dan sudah dipastikan pula dia akan diusir dari rumah, dipecat tanpa penghormatan oleh Minase Ai.

Cumi belum mau jadi gembel, sobat—

Nah baiklah, sekarang apa?

Buka amplop dan lihatlah ada surat cinta di dalamnya….

Please, fokus Cum!

Bukan surat cinta, surat nikah atau surat cerai melainkan sekumpulan soal-soal yang siap membunuhnya hanya dalam sekali baca. Membuat kepalanya pusing dan berdenyut. Tolonglah dia, Tuhan… Jauhkanlah dia dari kejamnya dunia. Naru mulai menyeret perkamen jawabannya dan membubuhi perkamen miliknya dengan tinta hitam.

[Lembar Jawaban]
Nama : Narumi Takahiro
Asrama : Nadirs

1.       Transfigurasi adalah mengubah bentuk dan keadaan suatu objek. Transfigurasi juga digunakan untuk memperbesar atau memperkecil suatu objek. Termasuk salah satu kegiatan yang berisiko apabila dilakukan dengan tidak hati-hati dan tidak tekun. Karena objek yang dijadikan bahan pelatihan biasanya merupakan benda hidup dan benda mati.

2.       - Tranfigurasi Dasar (Inanimate to inanimate, Animate to Inanimate)

-          Transfigurasi Tingkat Lanjut (Inanimate to Animate, Animate to Animate)
-          Transfigurasi Tingkat Tinggi ( Transfigurasi combination)
-          Conjuring Spell (Inanimate, Animate)
-          Vanishing Spelling
-          Human Transfiguration

3.       Transformation Spell : Mantra pengubah bentuk digolongkan menjadi 4 bagian.

a.       Inanimate to Inanimate
Mantra pengubah bentuk dari objek tak bernyawa menjadi objek yang tidak bernyawa juga. Masih sesama jenis.
b.      Animate to Inanimate
Perubahan bentuk dari benda  bernyawa menjadi benda yang tak bernyawa. Contohnya mengubah tikus menjadi piala, atau kura-kura menjadi sebuah teko.
c.       Inanimate to Animate
Objek tak bernyawa menjadi objek yang bernyawa. Pada transfigurasi ini mematahkan hukum alam dimana kita bisa menciptakan kehidupan. Pada transfigurasi ini, diatur oleh hukum GAMP.
d.      Animate to Animate
Mengubah bentuk benda bernyawa menjadi benda bernyawa lainnya. Pada perubahan bentuk ini segala prosesnya menjadi lebih kompleks ketimbang transfigurasi yang sebelumnya. Sebab penukaran bentuk suatu objek bernyawa tidaklah mudah dengan menyesuaikan struktur objek lain yang bernyawa. Contoh: mengubah kelinci menjadi ayam mutiara.

Conjuring Spell : adalah mantra pengadaan, secara garis besar mantra ini digunakan untuk menciptakan benda dari udara kosong, dimana benda-benda tersebut berbentuk nyata bahkan benda yang diciptakan bernyawa. Namun pada dasarnya mantra ini tidak murni sebagai mantra pengadaan, maksud aslinya adalah dimana benda tersebut bukan diciptakan melainkan hanya dipindahkan.

Vanishing Spell : Mantra pelenyap sebuah mantra yang digunakan untuk melenyapkan beberapa benda. Pada dasarnya cara mantra ini berfungsi adalah hanya memindahkan barang yang hilang, diteleportasi ke tempat lain dan tidak sungguh-sungguh menghilang.

4.       Hukum Gamp adalah hukum yang digunakan untuk membatasi pergerakan transfigurasi penyihir agar tidak disalahgunakan, hukum GAMP sangat berguna dimana para penyihir mempunyai titik kiblat agar tidak terjadi kesalahan dalam memanfaatkan kemampuan transfigurasi mereka. Ada 2 hukum GAMP yaitu hukum elemental yang terdiri dari Benda hidup yang dapat dihidupkan, transfigurasi diri sendiri dan orang lain, transfigurasi kombinasi, dan mantra pertukaran. Sementara Hukum GAMP Prinsipal adalah makanan tidak diciptakan dari udara kosong, uang tidak dapat dimunculkan ataupun dibuat, cinta juga tidak dapat dibuat, yang telah mati tidak dapat dihidupkan kembali, serta tempat perlindungan dan tanah tidak dapat dibuat.

5.       A. Animagus

Kemampuan seorang penyihir untuk mengubah atau bertransformasi dari bentuk manusia menjadi hewan tanpa menghilangkan kemampuan berpikir mereka sebagai manusia ataupun penyihir. Pada saat seseorang menjadi animagus beberapa diantaranya kehilangan kemampuan berbicara mereka.

b. Human Tranfiguration
Perubahan diri sepenuhnya, kehilangan akal dan tidak mengingat siapa diri mereka, penyihir atau bukan. Human Transfiguration membutuhkan orang lain untuk mengubah diri mereka menjadi manusia.


Boleh dia mati sekarang? Naru masih merasakan tangannya gemetar sementara otaknya terasa keram, ia harus mengakui kalau kementrian saat ini lebih galak. Seolah yang dilihatnya adalah mustahil—mustahil seorang Narumi Takahiro bisa menjawab soal Transfigurasi sebegini lengkap!