Hai, Tante! Sudah punya suami belum?
Silahkan ceraikan anak ini, Kei.
Jangankan dicerai, dicuekkin satu hari saja sama Keira
Narumi sudah uring-uringan bukan main. Tidak melihat gadis itu satu hari saja sudah
membuatnya kelimpungan bukan main. Bersyukur beberapa hari ini ia masih sempat
melihatny gadisnya melintas di depan mata tanpa bicara pun sudah lebih dari
cukup. Selintas melihat tubuh semampai milik gadisnya melintas saja sudah
membuatnya senang, alih-alih kesibukan yang merajalela, setiap menit ia
habiskan hanya untuk membaca, menit berikutnya ia habiskan untuk melamun
hal-hal tidak penting. Sebab khayalan mengantarkannya pada pemikiran imajiner,
melepaskan penat sementara di sela-sela kepadatan ujian yang mengejarnya.
Takahiro membuka ruang kelas, sepuluh menit sebelum ujian
dia baru sampai. Maklum ini hari senin minggu kedua, semalaman habis relaksasi
tak berarti di ruang rekreasi.
Ia mengangguk pada sang pengawas, kemudian berjalan
membungkuk menuju kursinya. Di dalam ruangan ini hanya ada dirinya sendiri,
sementara ia disediakan gambar. Naru mengernyitkan kening sembari mendudukan
tubuhnya di kursi, tangannya bersiap untuk menulis… essay? Ah lidahnya kelu. Meneguk
ludah, apa yang harus dia tulis di dalam sebuah essay tentang rasi bintang yang
bahkan dia jarang sekali hadir di dalamnya. Atsronomi, memang salah satu
pelajaran yang mengancam keselamatan nilainya. Tapi sayangnya demi Minase Ai
dia punya keinginan lebih dari sekedar mendapatkan nilai E atau O.
“Kerjakan sekarang nih, tante? Eh maksudnya miss…”
Tidak ada jawaban…
Ia mendesah, kecewa karena diberi kesempatan menulis essay.
Merutuki Profesor Pierre dengan manisnya, mengatakan kalau adakah soal yang
lebih sulit lagi dari ini? Dan apakah dirinya yang terlalu bodoh untuk mata
pelajaran ini? Terserah lah.
[Essay]
Nama : Narumi Takahiro
Asrama : Nadirs
Ursa Major
Rasi bintang Ursa Major memiliki arti ‘Beruang Besar’. Sebab adanya di langit utara, Ursa Major
terkenal sebagai Nusantara karena terdapat tujuh bintang terang yang berguna
bagi kapal dan perahu sebagai patokan berlayar pada malam hari. Ursa Major
terkenal sebagai bintang penanda penanaman padi. Namun salah satu suku di
dataran Asia mengenal bintang ini sebagai Lintang Kartika, nama yang diambil
dari bahasa sansekerta ‘kritika’ yang menunjuk pada kluster bintang yang sama.
Naru mengangkat tangan, membawa jari-jarinya menyisir lembut
helaian surai yang berjatuhan di dahinya. Mengibaskan beberapa helai surai
pekatnya, ruangan mendadak panas. Sekiranya ia melihat hanya ini jawaban yang
ia punya. Menyeret kakinya dengan gontai dan menyerahkan lembaran perkamen
essay pada pengawasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar