Itu karena pertemuan di danau—
Salahkan gurita yang membuatnya jadi
seperti ini. Kenapa gurita? Karena gara-gara dia jalan-jalan di danau dan
ikut-ikutan bicara gurita jadi terjerat sama gurita itu sendiri. Guritanya ya
dia ini, lelaki asal asrama Gryffindor dengan surai pirang
kecokelatan (dan lagi-lagi pirang dan kenapa harus pirang?) yang sedang
menggandeng tangannya. Molenvliet tunggal ini hanya bisa menatap datar pemuda
di sampingnya. Pemuda yang tempo hari sempat bercakap-cakap dengannya. Xylia
mengakui kalau untuk ukuran lelaki—dia—lelaki dengan surai pirang
kecokelatan itu termasuk lelaki yang terbuka, walau tidak sepenuhnya
terbuka.
Dari hanya sekedar pembicaraan ringan
sampai yang berat sampai pada masalah yang mereka sendiri—kesepian—masih
tidak tahu jalan keluar yang terbaiknya apa. Salahkan persamaan nasib yang
membuat mereka menjadi dekat dengan menautkan jemari satu sama lain dan berada
di depan sebuah pintu. Pintu yang ada dengan sendirinya. Koridor yang nampak
lengang membuat gadis ini mengerti tujuan sang lelaki. Xylia Lotus tidak
sebodoh yang dikira untuk urusan yang seperti ini dan tidak perlu
disembunyikan. Trayek favoritnya memang.
Dia tahu lelaki yang kesepian pasti
seperti ini. Dia sendiri cukup paham, “Mungkin ini ruang kebutuhan. Pernah
dengar? Pintu ini muncul saat kita butuhkan.” Mungkin salah satu dari mereka
memang membutuhkan sebuah ruangan. Akhir-akhir ini Xylia dengan pemuda yang ia
ketahui bernama Jonah memang terlihat akrab. Tidak ada rasa canggung saat Jonah
menggandeng tangannya, membawanya masuk ke dalam sebuah ruangan. Xylia lebih
terlihat tenang, pikirnya sudah biasa menghadapi situasi seperti ini. Duduk di
sebuah sofa. Kedua manik cokelatnya membalas tatapan pemuda Julius itu,
tersenyum kecut tanpa memalingkan wajah.
“Kau merayuku, huh?”
gadis bertitel Molenvliet itu mencolek hidung sang pemuda dan tertawa kecil.
Ia membiarkan pemuda ini berlaku
sesukanya, menatapnya, menciumnya atau apa pun sesuka hatinya. Ia membiarkan
dirinya untuk saat ini saja hanya untuk pemuda di sampingnya. Untuk hari ini
saja, ia ingin lupa diri sejenak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar