Lloyd, bukan hanya sebuah nama. Tetapi sebuah kisah yang
dimaknai sebagai keterikatan seseorang. Persaudaraan menjadi dasarnya, keduanya
memilih jalan yang berbeda dengan tujuan yang sama. Dari arah yang berbeda
seperti apa yang pernah mereka janjikan--bahwa takdir tak akan pernah salah.
Apa yang membuat sebuah nama begitu berharga di telinga orang awam?
Karena cikal bakal merupakan asal bagaimana seseorang berkembang, bagaimana
sebuah keluarga mendidik anak-anak mereka dengan tegas, penuh intrik dan
tragedi. Menekan, tanpa menerima perlawanan. Beberapa bibit mereka berkembang
menjadi unggul, mampu bersaing dan dipercaya, bermuka dua dan sarkastik, tak
sedikit yang menjadi pengkhianat, selebihnya mengabdi pada kekuasaan. Sampai
batas tak ada akhir yang dijangkau dan pengaruhnya seakan mengikat hingga ke
sendi-sendi tulang. Kehidupan ini tak dijalani orang normal selayaknya mereka
dengan keluarga, dilindungi dan dikasihi namun bukan pula mereka yang disiksa
atau diberikan kekerasan, ini hanya tentang bagaimana seseorang tumbuh dan
besar dari sebuah nama, pengaruh dan lingkungan seorang yakuza.
Karirnya dimulai saat ia dilepas untuk berangkat sebelum matahari terbit dan
pulang sesudah matahari tenggelam, namanya Lroy. Seorang pekerja keras, seorang
yang ulet dan pemberani, tak ada yang ditakutinya sekalipun Tuhan karena ia
skeptis akan religi. Dogmanya hancur, perspektifnya keluar jalur, ia
hampa--tetapi hidup. Namun kemampuan duniawinya bekerja dengan baik terutama
kecepatannya dalam berlari, ketepatannya dalam menyusun strategi dan ia tak
pernah meleset dalam membidik. Saraf motoriknya terhitung sangat baik, ia
menguasai pelbagai ilmu bela diri dan mahir menggunakan pisau. Serangan jarak
jauhnya tak bisa dianggap sepele, ia menggunakan hampir semua tubuh dan otaknya
untuk mengasah kemampuannya sendiri. Kemampuan yang diwarisi dari kakek
moyangnya, dari seluruh pemilik darah Lloyd yang berkuasa.
Hari-harinya dihabiskan dengan permainan senjata, pisau, dan beladiri, sekolah
bukan prioritas utamanya meskipun ia terhitung sebagai pemuda yang sangat amat
cerdas. Bahkan gurunya memberikan gelar 'The second Einstein' karena
isi otaknya tak hanya sekadar permainan senjata belaka tetapi ia memiliki
pengetahuan yang luas, tak terjangkau seperti melahap ensiklopedia setiap
paginya. Usianya masih terbilang belia ketika 20 tahun ia sudah menyelesaikan
pendidikan pasca sarjana dan orangtuanya terutama Victor Lloyd mengirimnya ke
Rusia dan melemparkannya dalam kekejaman bisnis serta persaingan sengit antar
penguasa, dimana power dipertahankan oleh masing-masing ketua organisasinya.
Dalam praktiknya tak semudah saat ia menghafal teori setebal alkitab, jauh
lebih sulit karena persaingan selalu identik dengan pertumpahan darah. Bisnis
Lloyd diambang kehancuran, Victor tak lagi bisa menguasai wilayahnya. Rusia
mengikuti jejak,terombang-ambing dalam nasib perekonomian yang krisis,
sementara ia dipanggil kembali untuk memenuhi interest Victor.
Tampu kepemimpinan jatuh, ia dianggap menguasai strategi wilayah, kritis dan
licin. Perangainya yang piawai dengan berbagai kriminal pelan-pelan membangun
kembali kepercayaan diri Lloyd, memberikan ruang untuk sekadar melebarkan sayap
menjamah teritori dan bersiap perang. Strateginya tidak main-main, ia mampu
menyusun taktik dari adu domba, kawan dengan lawan, semua ia jalani dan Jepang,
German, Austria serta Hongaria tunduk dibawah kekuasaannya. Para kerdil
berkedok mafia mulai mengabdi padanya secara perlahan dengan sumpah dan ikatan
darah, dengan janji yang sampai mati harus dipenuhi.
Ia mendapat banyak keuntungan dari tangan kotornya, meraup kejayaan dari
strategi kejamnya, usia muda dihabiskan dengan tumpukan uang, kebiasaan yang
krusial, sayang ia tak punya tujuan akan pedamping hidupnya. Luput seolah
melupakan bila ia memiliki tugas yang tak kalah penting, melestarikan keturuna
Lloyd. Karena tak selamanya seorang Lroy hidup dan berkuasa, karena tak
selamanya ia diberikan nafas, disadarinya kemudian semacam barang. Para manusia
tak beradab menawar putri-putri mereka, mengumumkan keunggulan dari sekadar
kepuasaan fisik maupun batin, namun tak satupun menarik perhatiannya kecuali,
ya kecuali seorang gadis dengan surai hitam bak Cleopatra, pipi yang
menggembung dan membuatnya ingin selalu tersenyum, sorot tajam, namun gaya
bicara membuktikan bahwa gadis ini memiliki intelektual diatas rata-rata. Ia
memahami, tak hanya kekuatan fisik tetapi pikiran, you are what you think.
Maka di malam pertemuan besar, ajang perjamuan dimana seluruh penguasa membawa
putri mereka untuk dijadikan sandingan hidup sang penguasa, ia memilah, memilih
siapa yang berhak melestarikan keturunannya. Menarik, dari sekian banyaknya
sayembara hanya orang yang tidak berada dalam koridornya lah yang ia pilih,
seorang putri memiliki darah Asia, seorang putri dari seorang ayah yang tua
renta, anggota yakuza paling bungsu dengan kalkulasi atau total kekayaan diatas
rata-rata namun pesonanya bak monalisa; mengganggunya, membuatnya tak bisa
mengalihkan barang sesenti pun ia lengah. Terlalu memabukkan, karena seorang
putri tak sekadar cantik parasnya namun cakap akan pikirannya. Kyoko--gadis
itu, ia berkenalan setelah mangkir dari acara perjamuan, sejak kedatangannya,
sejak acara makan malam, selalu yang berbeda mengganggunya. Ia sudah menarik
dalam sambutan pertama, seolah tumpukan bidadari yang ditawarkan tak pernah
berguna. Penguasa penentunya, ia tak perlu takut untuk bertindak layaknya
diktator sejati, mengalahkan Hitler dari kawasan Prussia bahkan wilayah kecil
sekelas Jepang.
Penolakannya membuat para abdi ingin menghujat Kojiro tua namun ia menjamin
totalitas keamanan, seraya mengatakan maksudnya, ia meminang si gadis di depan
mata, malam itu juga seusai pelelangan perawan-perawan yang dikirimkan
untuknya.
"Kenapa anda memilih Kyoko, sementara tadi banyak gadis-gadis latin
bermata biru, bersuari cokelat dan berkulit mulus menyambangi anda?"
Pertanyaan klasik dan sederhana, ia memaksakan seulas bibirnya untuk tersenyum
tanpa menghilangkan kewibawaannya.
"Tidak ada alasan untuk menyukai seseorang sejak pertama kali saya
melihatnya. Saya rasa anda lebih tahu sisi mana yang membuat anak anda terlihat
menarik di mata saya." Ia tak sedang memainkan sandiwara, bila itu adalah
pengakuannya murni dari nuraninya.
Pada akhirnya, Lroy memilih wanitanya, memilih takdirnya dan seluruh hidupnya.
Keduanya resmi mengikat hubungan, meresmikannya di depan altar dan kembali ke
Rusia dengan sang gadis mendampingi setiap langkahnya. Baginya Kyoko adalah
rumah paling nyaman, tempatnya kembali pulang ketika lelah, parasnya yang
lembut, sorot mata yang mengasihi, tutur kata lembut, tak sekalipun ia mengeluh
atau bahkan bersikap tidak kooperatif sebagai rekanan hidup, tipikal dewasa dan
ia tahu Kyoko memahaminya dengan cepat bahkan hafal seluruh jadwal kegiatannya,
mengobatinya ketika terluka, mengerti bagaimana sulitnya posisi Lroy ketika
strateginya terancam gagal. Kehidupan sederhana namun rumit, karena kubah dosa
setia menaungi keduanya, karena dosa berlanjut ketika Kyoko memberikannya
keturunan.
Seorang anak lelaki, diberikan nama Thunder Aquilla Lloyd. Pewaris tahtanya
menapaki dunia. Jelas tergambar betapa ia menjadi sosok yang bahagia, kehidupannya
sempurna, implikasi tragedi dan bahagia. Merasa puas karena Tuhan dirasa
adil--bukan, tetapi dunia. Hadirnya seorang putra di tengah kehidupannya,
membuatnya lebih memicu semangat untuk mencapai kejayaan mengumpulkan
pundi-pundi uang dari hal yang jelas tidak halal. Semakin melebarkan sayapnya,
menjamah Amerika sebagai kawan kerjasama sekaligus lawan yang harus
ditundukkannya. Mereka punya power tentu saja, tetapi posisi deterence yang
mengunci keduanya tak bisa untuk saling menyerang.
Butuh usaha penuh, dalam kurun dua tahun untuk menumbangi kekuatan sarang besar
mafia disana. Kota kelahirannya, membuatnya menapaki dunianya kembali,
mengambil alih kekuasaan dan ia bisa. Alih-alih terkena tembakan pada bagian
tubuhnya, nyaris vital tetapi fisiknya yang kuat mengalahkan kesakitan.
Tahun demi tahun, kepemimpinannya semakin kuat. Mitra kerjasamanya semakin
bertambah, satu per satu mereka yang memiliki latar hitam yang sama mengajukan
diri sebagai abdi tertinggi, tak jarang diantara ratusan partner kerjasamanya
baik sebagai kawan ataupun lawan semakin menunjukkan betapa mereka memiliki
wajah yang tak diketahui jumlahnya. Usianya yang menapaki empat puluh tahun
sudah waktunya mengurus sang pengganti, karena tampu kepemimpinan akan
diserahkan kepada yang lain. Darah dagingnya, usianya cukup matang, enam tahun.
Dilatih secara fisik, berlari, melompat, memanjat, merayap, diajarkan bagaimana
cara memata-matai lawan, membaca gerakan lawan, situasi, kondisi, dipaksa untuk
melihat adegan tembak menembak, pelemparan pisau, penggunaan pedang dan bela
diri. Pada saat yang sama, kemurnian otaknya mencerna beberapa aspek yang harus
dikuasai olehnya. Thunder mulai beradaptasi dengan dunia ayahnya. Tidak ada
keluhan yang keluar sekalipun ia nyari mati kehabisan tenaga. Tetapi fisiknya
yang kuat mengalahkan segalanya. Ia tumbuh dan kembang menjadi lelaki yang kuat
secara fisik dan mental, hidup di kalangan para pecundang dan penjilat. Ayah
selalu mengikutsertakan Thunder pada acara-acara perjamuan, untuk mengumumkan
keberadaannya sebagai seorang anak dari yang berkuasa bahwa tampu kepemimpinan
hanya miliknya seorang.
Acara perjamuan--hadirnya penguasa-penguasa dari berbagai pelosok dunia,
dedikasi mereka, topeng-topeng mereka mulai dikenakan, mengajaknya menimbun bisnis
dengan keuntungan yang bisa memberi makan ratusan rakyat miskin di satu negara.
Memilih, lima menit berdiri usai perjamuan ia sudah dikerubungi oleh
orang-orang yang memiliki kepentingan terselubung.
Sementara istri dan anaknya aman tak terjangkau karena ia punya puluhan abdi
yang siap memberikan nyawa mereka. Kyoko berada di sisi sang kakek, bersama
jagoan kecilnya dengan iris pekat dalam balutan jas, datang seorang lelaki
lain. Bukan dari kalangan hitam sepertinya namun cukup erat kekerabatannya dengan
sang kakek. Mereka akrab berbincang, Lloyd mengalahkan dari kejauhan. Lelaki
itu dibiarkannya menyentuh Thunder dalam pengawasan sang kakek dan para
abdinya. Mereka tertawa sedangkan Lroy merasa tak nyaman dengan berbagai macam
bisnis yang ditawarkan. Ia menyerah, melangkah mundur dan menerima beberapa
perusahaan yang berkembang.
"Kenalkan Kyoko, ini Amano. Dia salah satu dari kerabat jauh kita.
Kakeknya teman seperjuangan ayah sewaktu muda dulu."
Mereka saling menjabat, "kedatangannya kesini tidak lain memiliki tujuan
khusus. Ia tidak datang membawa tangan kosong. Hanya saja, ia ingin meminta
tolong pada kalian."
Kyoko menatapnya dengan sorot bingung, berusaha membaca dari sebuah lekuk wajah
yang tersenyum lemah.
"Meminta tolong?"
"Ya, mereka datang untuk meminta bantuan kalian secara cuma-cuma."
"Kalau boleh tahu, bisa katakan lebih jelas, tapi tentu saja setelah Lroy
kembali bersama kita, no?"
"Ah itu lebih baik...."
Mereka menunggu, masih dalam perbincangan hangat sampai satu per satu tamu
akhirnya melangkah keluar memutuskan bila eksistensi mereka sudah habis
waktunya. Kini Lroy dihadapkan pada beberapa orang salah satunya yang tidak
dikenali tetapi menyambut dengan rasa hangat. Kemudian sang kakek menceritakan
tujuan lelaki itu datang, memohon padanya bahwa ia memiliki seorang cucu
perempuan, memiliki anak lelaki yang malang nasibnya. Dictator menginginkan
keduanya dalam pertarungan berdarah, ketika usia cucunya tidak lebih dari 2 tahun
dan dilarikan ke Sapporo karena pemerintah akan mencekik bayi itu bila
terdengar suaranya. Ini merupakan amanat dari kedua orangtuanya, Hikari nama
cucunya. Saat ini berada di Sapporo dengan neneknya, kedua orangtuanya terancam
tewas di arena buatan pemerintah. Keduanya diasumsikan tak lagi memiliki batas
hidup yang lama. Amano, lelaki itu mengatakan bahwa di usianya yang senja ia
tak mungkin bisa bertahan lama untuk melindungi cucunya. Menghidupinya dengan
kasih sayang yang melimpah. Meski tidak berasal dari darah dagingnya sendiri,
tetapi ia menyanyanginya. Hikari seperti penerang di dalam keluarganya.
Lroy mencerna, rencana ini akan menghabiskan waktunya. Namun ini hal yang
berbeda dari situasi yang biasa dihadapinya. Biasanya seseorang meminta perlindungan
akan bisnisnya, tetapi lelaki ini tidak. Ia meminta perlindungan untuk seorang
anak perempuan yang diakuinya sebagai cucu.
"Aku tidak mungkin hidup selamanya, tuan. Usia senjaku mungkin tidak lama,
aku tidak bisa selamanya menjaga Hikari. Aku juga tidak bisa membiarkan gadis
itu sendiri. Terlalu amat menyayanginya, tuan. Maka bila tidak keberatan,
bersediakah bila aku menyerahkannya pada kalian? Ketika aku sudah tidak lagi
bernyawa?"
"Orangtua anak ini memintaku, karena pemerintah menyeret mereka dalam
arena permainan--kematian. Keduanya tidak mungkin selamat. Itu alasannya aku
ada disini, aku bersedia mengorbankan apapun untuk melindungi Hikari sekalipun
aku harus menjadi budak kalian. Ayah dan ibunya sekarat di arena, anak ini
tidak tahu apapun tentang orangtuanya. Aku tidak bisa memberitahunya. Bolehkah
aku menyerahkan Hikari pada kalian? Seandainya baik aku dan istriku sudah tidak
bernyawa? Sekarang Hikari tinggal di Sapporo, dekat dengan kediaman kakek
kalian."
Substansi memandangnya dengan tatap mengiba, ia seperti kerdil di tengah
raksasa yang berhamburan. Tekadanya melindungi seorang gadis kecil semakin
kuat, dirasakan sebuah tepukan di bahunya. Ketika seorang Amano nyaris tak bisa
membendung aliran sungai di matanya. Mereka mengangguk, penguasa itu
menghampirinya berkata menyetujui permintaannya. Dengan simpul yang ikhlas,
setulus nuraninya berbicara.
Misi itu telah disampaikan dan satu lagi bagian terpentingnya adalah keluarga
Lloyd menerima satu misi yang berat, nyawa seseorang dalam pikulan mereka. Hari
berjalan seperti biasanya, 2 minggu setelah dikabarkan melalui sang kakek,
Kojiro bahwa kedua orangtua gadis itu telah menemui ajalnya dengan cara yang
tragis di arena. Kyoko memekik, ia menangis. Membayangkan bagaimana rasanya
menjadi seorang Hikari, di usianya yang setara dengan Thunder ia ditinggalkan,
tidak diberitahu apa yang terjadi pada kedua orangtuanya sebagai korban dari
pemerintah. Kyoko bahkan menangis dan memikirkan bagaimana bila Thunder yang
mengalami nasib seperti Hikari, betapa perempuan itu menginginkan Hikari
menjadi bagian dari keluarga Lloyd. Tetapi ia tak bisa gegabah, gadis itu masih
punya kakek dan neneknya. Maka sesekali mereka berkunjung ke Sapporo, melihat
gadis itu, melihat keadaannya. Kyoko menyempatkan diri membeli baju-baju,
mainan serta makanan, memperlakukannya seperti anak sendiri ketika ia
mengunjunginya. Jelas tersirat bahwa gadis itu tak mengetahui apapun tentang
orangtuanya--yang telah tiada. Sorot matanya, ekspresinya yang datar setiap
melihat orang baru. Kyoko menggeleng, ia ingin membawa Hikari namun ditahannya
sampai waktu mengatakannya untuk memberikan tempat bagi si kecil Hikkari.
Rutin, ia mengadakan kunjungan entah satu bulan dua kali ataukah sekali dalam
setiap bulannya.
3 bulan, setelahnya Kojiro senior dikabarkan meregang nyawa. Komplikasi jantung
dan paru-paru tak bisa lagi ditahannya. 3 hari sebelum kematiannya, Kyoko
diperintahkan untuk kembali ke Sapporo bersama keluarganya dalam keadaan ia
tengah hamil muda. Mengandung satu lagi seorang keturunan Lloyd. Tanpa membuang
waktunya ia segera berangkat mengamini sang ayah, sekadar permintaan terakhir
sebelum menutup mata dan berhenti bernafas. Memboyong keluarganya serta Thunder
yang masih berusia 8 tahun. Sesampainya di Sapporo Lroy mengantarkan sang istri
ke pelukan sang ayah sembari berbisik bila ia harus melaksanakan amanat
sahabatnya. Mafia sejati tak diajarkan berkhianat meskipun terpaksa kecuali
nurani yang menuntut untuk berkedok kebaikan. Kojiro memberikan warisnya kepada
menantunya, demi Kyoko, demi jagoan kecil dan satu lagi pendatang yang akan
turun ke bumi. Memberikan amanat bahwa Kyoko harus berada di Sapporo dan
meneruskan usaha ayahnya, pada akhirnya Lloyd memutuskan mengganti namanya
menjadi Kojiro, seperti apa yang diperintahkan oleh tetuanya. Dilihatnya
perlahan bila senja menutup malam, lelah dengan kelumit kehidupan yang
menjeratnya. Ia sudah tenang di alam sana.
Reinkarnasi terus berlanjut, Kojiro kedatangan satu lagi anggota baru. Jagoan
kecilnya kembali, memenuhi ruangan dengan tangisnya yang membahana. Membuat
Kyoko menghapus airmatanya berkali-kali dan Thunder terlihat gembira seolah
mainan barunya tiba. Namun tugas baru terus berdatangan di usianya yang
mencapai 10 tahun Thunder diberikan kepercayaan oleh sang ayah. Ia diceritakan
berbagai macam kisah, berbagai macam pertarungan berdarah bahwa hidup tak
pernah semudah tidur di atas ranjang, bahwa setiap apa yang dilakukan memiliki
perhitungan, untung dan rugi.
Senja menjadi berwarna, tahukah bahwa ia tak pernah berdiri dalam belahan bumi
yang berbeda? Ia berpijak pada arah yang sama ketika usianya mencapai sebelas
tahun dan mengerti betapa ayah mengajarinya banyak hal. Parasnya yang lebih
mendekati Asia dengan surai sepekat milik sang ayah dan mata yang mirip ibu namun
bentuk penciuman setara dengan ayah, Thunder mulai diberikan instruksi
pengabdian. Sore itu ia tengah duduk bersama ayahnya, ia ingat itu akhir dari
sebuah minggu dimana ayah meluangkan waktunya untuk keluarga kecil dan ibu
menghabiskan waktunya bersama adik kecilnya.
"Sini, ayah ingin cerita."
"Hmm?"
Dari mulutnya ia bercerita sesuai dengan alur, bila ia dianugerahkan
kepercayaan penuh secara turun temurun. Ayah mengatakan bila ia harus
melindungi seorang gadis, Hikari Amano. Seorang gadis yang orangtuanya
meninggal dalam arena kematian yang dibuat oleh pemerintah Jepang, sekarat
dalam keadaan keji dan tidak berkeperimanusiaan, sayangnya Mafia atau Yakuza
juga tak pernah punya rasa belas kasih dengan lawan mereka. Ayah mengatakan
bahwa Hikari adalah putri dari anak sahabatnya yang bernama Ryota, gadis itu
kini tinggal bersama neneknya di Sapporo tak jauh dari rumahnya saat ini. Hanya
berdua saja sebab Amano sudah meninggal 4 tahun silam, di tangan seorang wanita
ringkih rasionya bekerja untuk menyerahkan Hikari dalam perlindungan yang
memiliki power lebih kecuali diktator pemerintah yang mengharuskan Hikari
merelakan nyawanya, menyusul kedua orangtuanya. Paling tidak, kehidupan anak
itu akan lebih aman dan nyaman, wanita yang menjadi neneknya tak akan hidup
selamanya, ketahuilah eksistensi nyawa hanya sementara. Lroy memberikannya
selembar foto, jelas disana terpampang wajah seorang gadis dengan paras yang
manis, pipinya penuh, matanya bulat, ia menyukai kesan pertama. Gadis itu
nampak menggembungkan pipinya dan semakin tertarik ketika memandangi matanya.
Thunder dilatih menjadi seorang lelaki sejati demi memenuhi kepentingan ayahnya
sekaligus amanat yang diberikan kakeknya kepada keluarga Lloyd. Tanpa menolak
tanpa perdebatan sengit pada akhirnya dia menerima--sukarela.
Detik-detik tersortirnya ia ke dalam pendidikan akademik, Thunder sudah lebih
dulu diajarkan cara-cara hidup, bagaimana ia membaca, menulis, merangkai
strategi, membuat pertahanan kalau-kalau lingkungan sedang berbaik hati
padanya. Thunder bisa membaca sejak usianya 2 tahun, bisa berbicara ketika
usianya 11 bulan, fisiknya yang kuat sudah bisa memanjat pohon dengan
ketinggian 12 meter dalam usia 6 tahun, mengenal senjata dalam usia 7 tahun,
pandai menyusun strategi dan membaca situasi dalam usia 8 tahun. Darah Lloyd
mengalir di dalamnya, ia tumbuh dan berkembang menjadi anak yang kuat, cerdas
dan tangkas meski tidak banyak bicara.
Usianya genap mencapai usia akademik, ia tidak diberikan kewenangan memilih
sekolah tetapi ia tahu jalan hidupnya. Ketika diberitahukan bahwa gadis itu
dalam jangkauannya, ia siap.
"Siap dengan tugasmu?"
Ia mengangguk mantap.
"Jaga dia, Thunder. Buat ayah bangga dengan pengabdianmu."
Ia mengangguk, menyetujui dengan lantang melalui sorot matanya, bila sampai
titik darah penghabisan ia akan menjaga seorang Hikari Amano, meski harus
mengorbankan nyawanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar